Kaca:Babad Kayu Selem.pdf/47

Kaca puniki kavalidasi

40

yang bagaikan bumi dan langit. Sekarang lanjutkanlah belas kasihan Sang Pendeta kepada hamba, yaitu sucikan

25a. 1. dari diri hamba sampai ke dalam hingga terbawa sampai kelak kemudian hari. Tidaklah lain hamba mohon berguru, agar dapat meniru laksana pendeta junjunganku. "Kata sang Maha Rsi,

2. "Tidak boleh sebagai kami ini mengizinkan engkau berguru. Sebabnya ialah karena kami bukanlah keturunan manusia tidak dibenarkan, Sang Hyang Aji (ilmu) diberikan kepadamu." Meneteslah air matanya, menelusuri pinggiran pipinya.

3. Baiklah Paduka Hyang Kasuhun. Dengan kesungguhan hati mohon belasa kasihan, Sudilah kiranya izin pada hamba. Tetapi, bila tiada belas kasihan Paduka Yang Mulia. kan anugrah kepada hamba, biarlah sekaligus dikembalikan saja diri hamba seperti sedia kala, yaitu

4. kembali menjadi pohon kayu. Apa gunanya hamba menjadi manusia, tidak tahu tata cara kehidupan, selalu menanggung malu." Demikian permintaan manusia rekaan itu. Terdiamlah beliau sang Maha bijaksana itu, bingung pikirannya.

b. 1. Tiba-Liba menjadi gelap (pudar) sinar matahari, serta terdengar suara dari angkasa sebagai berikut, "Anakku engkau sang Mpu, janganlah demikian, boleh beri tahukan kepada manusia buatan itu.

2. Begini karena ka,u mensucikannya menjadi manusia, jangan ragu-ragu. Aku perkenankan engkau." Kemudian gaiblah Bhatara itu. Berpikir-pikirlah sang Maha Mpu Semeru. lalu berkata," Wahai engkau

3. manusia rekaan. sesungguhnyalah kamu dahulu berasal dari dewata yang menjelma menjadi arca. pantas engkau menjelma menjadi manusia, manusia sejati. Sekarang marilah kamu mendekat padaku, Aku akan memberikan anugerah kepadamu."

4. Berkata sambil menyembahlah manusia rekaan itu." menghormat di dekat kaki sang guru utama. Kata pendeta agung itu. "Kamu manusia rekaan dengarlah sekarang. Bukalah telingamu, tetapi jangan diumbar dan lancang mulut sebab sangat

26a. 1. keramatnya Sang Hyang Ongkara itu. Ini anugrahku terimalah. Moga-moga tidak menemukan halangan. Berhasillah anakku manusia rekaan, rupa-rupanya kamu terima Sang Hyang Ongkara mantra. Yaitu aksara yang terletak pada dirimu (buana alit), dan aksara yang terletak di luar (buana alit)."