Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/137

Kaca puniki kavalidasi

gi berburu ke hut.an. Mengapa demikian? Bila Tuanku tinggal di istana, boleh jadi kedatangan seorang gadis buta dan pincang. Umpama Tuanku mengawini gadis itu, pasti ditertawakan oleh rakyat." Pada akhirnya beliau memU:tuskan akan pergi berburu.

Keesokan paginya Raden Mantri pergi ke hut.an diiringkan oleh Gusti Patih dan para pemburu. Setelah beliau sampai di tengah hutan, lalu berkeliling berburu, tetapi tidak menjumpai binatang. Karena beliau payah, lalu berhenti di bawah pohon beringin. Di sana dijumpainya sebutir telur . Telur itu diambil dan beliau bersabda,

"Paman Patih, nyalakan api dan bakarla telur ini untukku!" perintahnya kepada I Patih.

"Tuanku, telur apa yang akan dibakar itu?" sahut Gusti Patih.

"Ayo, nyalakan api. Entah telur apa, aku tidak peduli!" demikian kata Raden Mantri. Gusti Patih menyalakan api dan membakar telur itu. Setelah masak, telur itu disantap oleh Raden Mantri. Sesudah itu badannya terus bertambah besar dan keluarlah sisik. Kemudian beliau menjadi naga besar. Gusti Patih am at susah dan berkata,

"Oh, Tuanku, mengapa Tuanku menjelma menjadi naga? Apa yang harus hamba perbuat sekarang? Mari kita pulang!"

"Baiklah Paman Patih". Demikian kata si Naga, lalu segera berjalan. Setelah mereka sampai di istana, baginda terkejut melihat Gusti Patih mengantarkan seekor naga. Gusti Patih memberitahukan peristiwa Raden Mantri menjadi naga. Oleh karena itu , raja amat sedih dan naga itu ditempatkan di taman.

Tersebutlah sekarang Raden Galuh Daha. Beliau tinggal di dalam gua ular Aya di hutan. Ketika ular sedang ke luar mencari makan , ada wil sangat kasihan melihat Raden Galuh. Dia memberi jalan keluar kepada Raden. Galuh,

"Oh, Tuanku Raden Galuh, mengapa Tuanku tinggal di sini? Lebih baik tinggalkan ular itu ! Jika Tuanku tidak cepat pindah dari sini, pas ti Tuanku akan .dimakannya. Sekarang dia masih mudah mencari makannya, Tuanku masih dalam keadaan aman. Kelak bila si ular sama sekali tidak memperoleh makanan, hamba berani bersumpah bahwa Tuanku pasti akan dimakan ", kata wil itu. Karena itu, Raden Galuh segera keluar dan bermaksud hendak


131