Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/138

Kaca puniki kavalidasi

pulang. Belum begitu jauh Raden Galuh meninggalkan gua, beliau menemui pohon labu berbuah sebutir. Buah labu itu dipetik dan dikeluarkan isinya. Perhiasan emas yang dibawanya semua dimasukkan ke dalam buah labu, lalu labu itu dijunjung. Sungguh nasib sial, buah labu yang dijunjung itu menjadi satu dengan kepala Raden Galuh. Beliau menangis dan menyesal memikirkan nasib malang yang bertubi-tubi menimpa dirinya. Sebentar kemudian datanglah seekor kijang menanya Raden Galuh,

"Oh, Ratu Raden Galuh, mengapa tinggal di sini sendirian?" Raden Galuh menjawab dan menceritakan riwayatnya.

"Kalau demikian silakan naik di punggung hamba, hamba akan m:engiringkan Tuanku !" kata si kijang. Raden Galuh segera naik ke atas punggung kijang. Setelah jauh berjalan, kijang itu merasa payah dan Raden Galuh diminta supaya turun,

"Oh, Tuanku Raden Galuh, hanya sampai di sini hamba sanggup mengantar Tuanku karena hamba sudah payah."

"Ya, kalau kamu memang merasa payah, aku akan meninggalkan kamu," jawab Raden Galuh.

"Silakan berjaian ! " sahut kijang. Raden Galuh melanjutkan perjalanan. Belum seberapa jauh Raden Galuh meninggalkan kijang, lalu berjumpa dengan seekor menjangan. Beliau menaiki menjangan itu. Raden Galuh telah tiba di tepi hutan. Di sana beliau diturunkan oleh menjangan.

"Raden Galuh, hamba tidak berani mengantar Tuanku lebih jauh dari tempat ini karena hamba takut kepada manusia lain. Silakan Tuanku meneruskan perjalanan!Hamba akan kembali kehutan", kata menjangan.

Diceritakan Raden Galuh tiba di taman negeri Koripan. Di sana beliau berjumpa dengan seekor naga. Raden Galuh sedikitpun tidak takut dan naga itu didekati oleh Raden Galuh. Beliau disapa oleh Naga,

"Nona mencari apa kemari? Dari mana dan siapa nama Nona?" Menyahut Raden Galuh,

"Hai Naga, aku tidak tahu namaku sendiri, demikian pula nama orang tuaku. Seingatku, tahu-tahu aku sudah berada di tengah hutan sendirian. Kedatanganku kemari sengaja hendak menumpang padamu", ujar Raden Galuh.

"Ya, baiklah! Ayo, tinggal di sini bersamaku", jawab naga.


132