Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/140

Kaca puniki kavalidasi

"Adik, Ketut Waluh, bukakanlah Kakak pintu!" Menyahut Ni Ketut Waluh,

"Siapa memanggil?"

"Kakak adalah Naga Lolok".

"Mengapa suara Kakak tidak seperti suara Naga Lolok, mengapa suara Kakak seperti suara manusia?"

"Kakak adalah Naga Lolok! Wujudku tidak lagi berupa naga, tetapi telah menjadi manusia biasa, bukalah pintu!" Demikian Raden Mantri.

"Saya tidak mau, saya tidak percaya ! "

"Coba keluar, Dik!" ujar Raden Mantri. Ketut Waluh segera keluar. Ia terkejut melihat orang tampan, yang mengaku Naga Lolok. Kemudian Ida Raden Mantri berkata,

"Dik! Jangan takut. Kakak adalah saudaramu, Naga Lolok. Kalau kamu tidak percaya, ini kutunjukkan kulesku,4 "kata Raden Mantri sambil memperlihatkan kules itu. Barulah Ketut Waluh percaya. Keesokan harinya Raden Mantri bermaksud pulang ke istana dan berpesan kepada Ni Ketut Waluh,

"Dik, Kakak akan ke istana menghadap raja, kamu jangan ke mana-mana!'

"Ya, Kak, jangan lama di sana!"

"Ya". Raden lantri segera berjalan. Setelah beliau sampai di istana. raja dan permaisuri gembira melihat putranya tidak lagi berwujud naga. Bersabdalah raja,

"Anakku, Raden Mantri, Ayah dan ibumu pemah berkaul, bila kamu bisa menjelma kembali menjadi manusia sebagai sediakala, Ayah berjanji akan menyelenggarakan upacara hari lahirmu secara besar-besaran. Tujuh hari lagi Ayah akan membayar kaul itu". Demikianlah sabda bar,inda. Diceritakan hari sudah senja, Raden Mantri pulang ke taman. Sekarang setiap pagi Raden Mantri pulang ke istana dan setiap senja kembali ke taman. Karena itu, Ni Ketut Waluh bertanya kepada Raden Mantri.

"Kak. mengapa sering-sering ke istana?" Menjawablah Ida Raden :tantri.

_________________________________

4. Kules = kulit tipis/kelopak yang ditinggalkan oleh binatang yang berganti kulit. Kules lelipi = klongsong ular.

134