Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/143

Kaca puniki kavalidasi

"Ah, Adikku tidak sayang akan dirinya, telah kularang pergi, tetapi pergi juga! Kudaku aka kulompatkan di atas kepalanya", demikian Raden llantri berpikir. Kemudian Raden Mantri melompaLkan kudanya di atas kepala Ni Ketut Waluh. Ketut Waluh lari pontang-panting sehingga terlepaslah labu yang tumbuh di kepalanya. Setelah Ketut Waluh tiba di taman, dia terus ke kamar tidur dan menutup pintu. Semua perhiasan emas yang ada di dalam labu dikeluarkan. Ida Raden Mantri mengejar Ni Ketut Waluh ke taman. Setibanya di taman beliau langsung menuju ke kamar tidur. Dijumpainya pakaian Ni Ketut Waluh berserakan di tempat tidur. Ida Raden Mantri bertanya,

"Adikku, di mana kamu mendapatkan barang perhiasan ini?"

"Barang ini memang milikku " , sahut Ni ketut Waluh. Ida Raden Mantri mengamati barang perhiasan itu. Pada setiap perhiasan terdapat tulisan Raden Galuh Daha.

"Ah , kamu sepupuku, adik Galuh Daha, dari dahulu aku tidak tahu". demikian pikiran beliau. lalu heliau berkata,

"Oh, adikku, sekarang kuberi tahu bahwa sebenarnya akulah putra raja Koripan. Sekarang baru aku tahu bahwa adik adalah Galuh Daha. tidak terbayang kita bisa berjumpa. Dik mari kita bersama-sama ke istana! Sekarang aku mengirim utusan untuk melapor dulu ke istana karena kebetulan ayah mu juga berada di koripan". Demikian kata Ida Raden antri dan Ida Raden Galuh menurut saja. Kemudian Ida Raden mantri pulang ke istana untuk melaporkan bahwa dia akan pulang bersama Ida Raden Galuh Daha. Singkat cerita, Ida Raden Viantri dan Ida Raden Galuh dijemput oleh penabuh gong dan barisan pembawa tombak. Setibanya di istana , haginda dan raja Daha amat gembira menyaksikan kedatangan putra mere ka . Sajen yang mula-mula disiapkan untuk upacara hari lahir Ida Raden Mantri Koripan sekaligus dimanfaatkan untuk upacara pernikahan Ida Raden Mantri Koripan dengan Ida Raden Galuh Daha.


137