Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/161

Kaca puniki kavalidasi

ngis. Setelah bertambah baik keadaannya, beliau ditanya oleh raja dan permaisuri, tentang sebab-sebab sakitnya. Raden Galuh menerangkan semua kejadian dan dikatakan pula bahwa pada waktu itu beliau tidak melihat siapa pun di sekitarnya. Sejak itu Raden Galuh dilarang mandi ke sungai . Diceritakan keesokan harinya Raden Galuh Gegelang mandi ke sungai. Pengalamannya sama seperti yang dialami Raden Galuh Daha. Raden Galuh Singasari pun mendapat bencana seperti yang dialami oleh kedua sepupunya . Setelah sembuh, mereka berkirim-kiriman surat memberitakan pengalamannya masing-masing. Temyata pengalaman mereka sama. Oleh karena itu, mereka sangat heran. Kira-kira sebulan setelah mereka pingsan , lalu ngidamlah Ida Raden Galuh Daha, Ida Raden Galuh Gegelang, dan Ida Raden Galuh Singasari. Lama kelamaan perut mereka bertambah besar. Karena itu, ayah mereka sangat susah dan kemudian mereka berunding. Ketiga raja itu memutuskan akan mengasingkan putri mereka ke hutan karena malu mempunyai anak hamil tanpa suami. Sesudah sepakat, lalu raja memerintahkan rakyat membuat pondok yang terdiri atas tiga kamar . Setelah selesai, mereka ditempatkan di pondok itu, masing-masing diberi seorang dayang dan perbekalan selengkapnya. Ketiga Raden Galuh menangis di sai,a karena ingat akan kesengsaraan mereka dan lagi tidak diketahui orang yang menyebabkan beliau hamil. Para dayang sudah mengasuh dan payah membujuk supaya ketiga beliau berhenti bersedih. Diceritakan setelah Raden Mantri dapat menyetubuhi ketiga Raden Galuh, kemaluan beliau makin bertambah pendek dan lama-kelamaan keadaannya kembali sebagai semula. Beliau amat gembira karena sembuh kembali, lalu pulang ke istana Koripan diiringkan oleh I Punta dan para abdi. Raja dan permaisuri sangat senang melihat putranya kembali ke istana dan penderitaannya telah berakhir. Untuk memenuhi janji, permaisuri membuat sajen untuk membayar kaul. Raden Mantri dibuatkan juga sajen penebus dosa dan raja mengec;dkan keramaian. setelah selesai keramaian itu, Raden Mantri ingin berburu burung. Beliau mohon izin kepada ayahnya,

"Ayah, saya akan pergi menyumpit burung bersama I Punta." Bersabdalah baginda,

"Silakan , tetapi jangan nakal! Jaga dirimu baik-baik agar jangan terulang kejadian dahulu ! "


155