Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/165

Kaca puniki kavalidasi

menyusui putra beliau. Ketika dayang mendengar anjing menggonggong, dia menoleh lalu terlihat olehnya orang sedang menuju ke pondoknya. Segera hal itu diberitahukan kepada Raden Galuh.


"Tuan Putri! Cepat masuk kamar, ada orang datang kemari!" Raden Galuh cepat ke kamar dan mengunci pintu. Serelah I Jrudeh tiba di halaman pondok, lalu memanggil,

"Hai, pemilik gubuk".

"Siapa itu memanggil di luar?" tanya seorang dayang.

"Saya!"

"Siapa Tuan?"

"Saya I Jrudeh".

Kemudian mendekatlah si dayang,

"Apa yang Tuan cari di sini?"

" Maaf, Nona, saya minta air. Tuan saya sedang makan dan kehabisan air".

"Ya, kalau hanya air yang Tuan perlukan, saya sanggup memberikan. Apa yang Tuan cari sehingga datang ke hutan?"

"Saya mengiringkan Tuan saya berburu".

"Sekarang di mana beliau?"

"Di sana di barat".

"Kalau begitu, bawalah cerek itu ke sini akan kuisi air".


I Jrudeh menyodorkan cerek kepada seorang dayang, lalu diisi air. Setelah penuh, cerek itu diserahkan kembali kepada I Jrudeh. Pada saat I Jrudeh akan pergi, terdengar olehnya tangis seorang bayi. I Jrudeh bertanya kepada si dayang,

"Nona, siapa menangis dalam kamar?"

"Anak saya".

"Apakah Nyonya mempunyai anak di sini?"

" Ya,"

" Bersama siapa Nyonya tinggal di sini?"

"Kami bertiga".

"Mana teman Nyonya?"

"Mereka ada di dapur sebelah timur". I Jrudeh melihat dua dayang yang lainnya. Dia berkata lagi,

"Ah, semua perempuan ! Beranikah Nyonya bertiga di sini?"

"Ya, kami berani. Andaikata kami takut, kami tidak tinggal di sini."

"Mempunyai suamikah Nyonya?"


159