Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/178

Kaca puniki kavalidasi

nya sangat kurus memikirkan beliau. Mereka bersiap-siap akan pulang dan berkata kepada I Truna Tua.

"Kakek, Truna Tua, kami akan meninggalkan Kakek. Sekarang saya memberi tahu Kakek, sebenarnya saya putra raja Koripan dan adikku putri raja Daha. Selamat tinggal, Kakek! Tinggallah Kakek di sini baik-baik. Kelak apabila kami selamat sampai di istana, kami akan menjemput Kakek untuk kami ajak tinggal di istana Kori pan". Demikian kata Ida Raden Mantri, lalu I Truna Tua berkali-kali menyembah Raden Mantri dan Raden Galuh serta mohon maaf atas kesalahan yang dilakukannya. Dia pun menurut pesan Ida Raden Mantri. Sesudah itu Raden Mantri dan Raden Galuh berangkat pulang. Setelah beberapa lama berjalan beliau tiba di Koripan. Terlihat olehnya latar istana penuh ditumbuhi semak-semak. Selama ditinggalkan, ayah dan ibunya selalu sedih di kamar tidur, tidak menghiraukan keadaan halaman istana . Setiba Ida Raden Mantri di istana, beliau langsung menuju kamar tidur ayahnya. Setelah melihat putra beliau datang bersama seorang putri, baginda dan permaisuri amat gembira. Raden Mantri dipeluk dan ditangisi oleh beliau. Baginda dan permaisuri menanyakan putri yang diajak itu dan menanyakan pula riwayat
putra beliau selama dalam perjalanan Raden Mantri menceritakan riwayat perjalanan beliau kepada ayah dan ibunya. Setelah mendengar cerita itu, orang tua beliau makin senang. Permaisuri memanggil I Patih, ia disuruh mengerahkan rakyat membersihkan halaman istana dan membuat bangsal karena beliau akan menikahkan putranya dengan Raden Galuh J?aha. Selanjutnya hal itu tidak diceritakan, sekarang diceritakan Ida Raden Mantri dan Ida Raden Galuh Daha pergi ke kerajaan Daha untuk memberitahu ayah beliau supaya datang ke Koripan. Baginda dan permaisuri Daha amat gembira menyambut kedatangan putrinya beliau, lalu ikut ke Koripan. Setibanya di Koripan Raden Mantri menyuruh seorang abdi untuk menjemput I Truna Tua di pondoknya. I Truna Tua diajak tinggal di istana oleh Raden Mantri.


Setelah tiba hari yang baik untuk melangsungkan perkawinan, raja mengadakan keramaian selama tujuh hari siang malam. Banyak raja menyaksikan uapcara perkawinan itu. Setelah selesai keramaian yang diadakan itu, raja Daha dan permaisuri pulang ke Daha.


171