Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/18

Kaca puniki kavalidasi

ikatan 'ardanaresuari' (ardhanareswari) atau 'sadampati'.21 Kesetiaan sehidup semati seperti itu dapat dibaca dalam Geguritan Pakang Raras dan Geguritan Cilinaya. Suatu gambaran bagaimana sumpah setia itu diucapkan dapat diambil contohnya dari Geguritan Pakang Raras. Sumpah setia itu mula-mula diucapkan oleh Raden Galuh sebagaimana tertera dalam syair 160 sebagai berikut.


"Singnya ada manapetang,

Embok miteketin cai,

kadung Embok suba lembo,

eda cai manglong sanggup,

dyapin cai pacang pejah,

Embok tindih,

twara Embok ninggal tresna."


"Mungkin ada yang melihat,

Kakak berjanji, denganmu

Kakak sudah telanjur basah,

jangan kamu ingkar janji,

walaupun kamu mati,

aku akan setia,

aku tidak berpaling kasih."


Kemudian hal itu dijawab oleh Pakang Raras, dengan tekad yang meyakinkan sebagaimana tertera dalam syair 161 sebagai berikut.


Sumaur ida Rahadyan

"Ratu Mas Sang luir Ratih,

punika ne tunas tityang,

apang tityang ngiring I Ratu,

tityang matunggalan bangbang,

ring I Manik,

nadyan mapasah ring setra".


Menjawab Pangeran,

"Tuanku bagaikan Dewi Ratih,

itulah yang hamba mohon,

supaya hamba bersama Tuanku,

bersatu. dalam kubur,

dengan Sang Juwita,

walaupun terkapar di kuburan"


Kandungan nilai yang mengisahkan kemenangan kebenaran serta kesetiaan cinta yang ada pada cerita Panji, menjadi faktor penyebab mengapa masyarakat Bali sampai kini masih menggemari cerita tersebut.

_____________________________

21 Lihat I Wajan Bhadra dan C. Hooykaas, "Dampati Lalangon, Balisch Gedicht van West - Lombok, Tekst en vertaling, met inleiding en noten", TBG, deel XXXII,
aft. 1 (1942), hlm. 1-16 .


12