Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/19

Kaca puniki kavalidasi

1.5 Kesimpulan

Sebagaimana masyarakat lain, sehubungan dengan perkembangan zaman, masyarakat Bali pun mengalami perubahan. Proses itu terlihat sejak zaman dahulu hingga masa sekarang. Yang membedakan perubahan itu ialah perubahan yang dialami pada masa kini, terutama berkat adanya pembangunan yang berencana, baik secara kuantitif maupun kualitatif jauh lebih luas dan mendalam daripada perubahan pada zaman dahulu. Situasi seperti itu akan terus berlanjut yang sudah barang tentu akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang bukan saja terlihat dalam kehidupan sosial, melainkan juga tampak pada kehidupan kebudayaan. Agar perubahan tersebut berakar pada kepribadian sendiri maka diperlukan penggalian nilai yang dalam kesempatan ini diambil dari kesusastraan, khususnya dongeng.


Dalam kajian dongeng Bali yang dikaitkan dengan pendidikan dapat ditemukan empat butir nilai. 22 Ditambah dengan butir nilai yang ditemukan melalui keajian ini, perangkat nilai itu menjadi lima butir. Kelima butir nilai itu dirinci sebagai berikut.

1) Dalam dongeng-dongeng itu tampak adanya kepercayaan kepada Zat tertinggi yang menentukan nasib manusia.

2) Dalam dongeng-dongeng itu terdapat motif bahwa kebajikankebajikan akan mendapat pahala dan sebaliknya perbuatanperbuatan buruk berakibat buruk pula.

3) Dalam dongeng-dongeng itu terdapat pula ajaran-ajaran tentang kewajiban-kewajiban, baik kewajiban anak kepada leluhurnya maupun kewajiban-kewajiban sosial yang harus dilakukan oleh manusia terhadap sesamanya, bahkan untuk sekalian makhluk.

4) Dalam dongeng-dongeng itu juga terdapat keyakinan bahwa kelaliman yang ada dalam tangan orang yang sedang berkuasa akhirnya akan meruntuhkan penguasa itu, walaupun kekuatan yang melawannya datang dari orang miskin sekalipun.

5) Adanya ikatan percintaan ideal sehidup semati berdasarkan


____________________________

22 Lihat I Gusti Ngurah Bagus, Arti Dongeng Bali dalam Pendidikan (Singaradja: Direktorat Bahasa dan Kesusastraan Tjabang Singaradja, 1968), hlm. 4.


13