Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/193

Kaca puniki kavalidasi

kan istana untuk Tuan Putri’’.


“‘Terima kasih, Bibi kera sakti! Karena Bibi cinta kepadaku, aku menurut saja.’’ Sesudah itu Raden Galuh diiringkan pergi ke hutan oleh kera sakti. Setiba di hutan kera sakti mengeluarkan kesaktiannya, “Manik Astagina®, sim-sim salabim supaya ada istana megah dan banyak abdi!” Terciptalah istana. Raden Galuh takjub akan kepintaran kera sakti.


Tersebutlah sekarang Galuh Limbur. Beliau minta tolong kepada para abdi supaya membuatkan sajen untuk upacara kremasi dan membuat menara tempat jenazah dan abdi laki-laki dan perempuan bekerja membuat sajen dan menara tempat jenazah. Setelah selesai membuat menara tempat jenazah dan sajen, Galuh Limbur mengadakan keramaian tiga hari siang malam. Di sana ada tontonan gong dan tari-tarian terus-menerus. Kera sakti mendengar berita itu, lalu minta izin kepada Raden Galuh,


‘Ratu Raden Galuh, hamba akan pergi ke kota untuk merusak menara tempat jenazah dan sajen agar Galuh Limbur tidak jadi melaksanakan upacara ngaben.”’


“Ah, Bibi kera sakti, jangan Bibi melakukan hal itu, nanti ketahuan!”’ ‘


“‘Masakan hamba kurang akal”’, jawabnya. Kemudian kera sakti berangkat. Setelah sampai di istana Galuh Limbur, kera sakti tercengang menonton keramaian. Di sana ia memasang guna-guna agar orang tidur. Karena itu, semua orang di sana tertidur. Para penabuh gamelan tertidur sambil membawa alat pemukul gamelan. Kalau diceritakan, ada banyak kejadian. Pada saat itu kera sakti merusakan menara tempat jenazah dan menghambur-hamburkan sajen-sajen. Kain putih yang dibentang-kan sebagai langit-langit disobek-sobek. Setelah semua peralatan itu rusak, kera sakti pulang.


Keesokan harinya Galuh Limbur bangun agak siang. Ketika beliau melihat sajen, ternyata sajen dalam keadaan rusak. Melihat keadaan itu Galuh Limbur bersedih dan tidak jadi melaksanakan ngaben lalu mayat Mangkubumi dikuburkan saja.

______________________

8 Manik Astagina = manik yang dapat memberikan segala sesuatu dalam sekejap waktu (dalam dongeng).


187