Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/210

Kaca puniki kavalidasi

tu kali lagi. Kulit itu kulit tuma”, jawab pemuda itu. Seketika raja termenung lalu bersabda,

“Baiklah, benar, kalau demikian kamulah yang kujadikan menantu’’. Diceritakan raja bersedih karena orang kebanyakan mendapatkan putrinya. Sekarang beliau berundingan dengan para hulu- balang dan para menteri. Setelah berunding beliau memutuskan untuk menipu pemuda tampan itu. Seorang dayang akan dihias dan akan diberikan kepada pemuda tampan tersebut. Dayang itu segera dihias dengan pakaian bagus dan putri beliau disuruh memakai kain compang-camping, kemudian disuruh memberi makan babi. Setelah dayang dirias, pemuda itu dipanggil ke istana.

“Hai, Anakku, silakan masuk! Gadis-gadis ini putriku, kamu boleh memilih salah seorang di antaranya yang kamu cintai!’’ Peuda itu tidak percaya.

“Bukan ini putri Tuan hamba, melainkan itu yang mem beri makan babi”.

“Bukan! Yang kautunjukkan itu hambaku’”’. Pemuda tampan itu berkata lagi,

“Ya, walaupun demikian, dialah yang hamba pilih” Kemudian putri raja di jemput oleh sang pemuda.

“Tuanku, gadis inilah yang hamba mohon. Hanya beliaulah putri Tuan hamba, Raden Galuh”’. Raja bersabda,

“Ya, kalau dia yang kamu pilih, ajaklah dia!’’ Kemudian Raden Galuh digendong oleh pemuda itu meninggalkan istana dan mereka terus berjalan melewati negeri Daha. Kemudian beristirahatlah mereka di tepi sebuah sungai besar,

“Ratu Raden Galuh, mari kita beristirahat di sini, hamba akan mandi sebentar!” kata pemuda itu. Raden Galuh setuju untuk beristirahat, lalu ditinggalkan pergi ke sebuah tempat yang agak rendah. Setiba di tempat itu, pemuda tersebut menjelma menjadi Sampi Wadak.

Sekarang tersebutlah I Lutung sedang bermain-main di tepi sungai dan dijumpainya Raden Galuh sedang duduk di sana. I Lutung bertanya,

“Ratu Raden Galuh, mengapa duduk di sini?” Menyahut Raden Galuh,

“Hai, Lutung, aku telah dihadiahkan kepada seorang pemuda oleh ayahku.” I Lutung bertanya lagi,

204