Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/219

Kaca puniki kavalidasi

“Aku minta kerelaanmu, berikanlah Raden Galuh kepadaku!’ Raden Galuh diserahkan kepada Dewa Agung Putra. Kemudian I Lutung berkta kepada Raden Galuh,


“Tuan Putri dilamar oleh Dewa Agung Putra. Maukah Tuan Putri memenuhi permintaannya?’’ Setelah mendengar ucapan Lutung, Raden Galuh menangis.


“Ibu Lutung, aku tidak mau memenuhi permintaannya karena aku belum tahu kasta orang laki-laki itu. Golongan apakah kastanya?” ujar Raden Galuh. I Lutung berkata lagi,


“Beliau sepupu Tuan Putri. Jika Tuan Putri tidak mau kawin dengan Dewa Agung Putra, hamba tidak bisa menjelma menjadi makhluk lain, tetap saja menjadi kera di hutan.’’ Setelah I Lutung berkata demikian, Raden Galuh mau kawin dengan Dewa Agung Putra. Dewa Asung Putra memanggil Raden Galuh,


“Adikku Raden Galuh, mari kita pulang ke Koripan, tinggalkan hutan ini’.


“Jika Kanda mau memenuhi permohonan I Lutung, saya pun mau memenuhi permintaan Kanda”, kata Raden Galuh.


“Bagaimana permohonan Ibu Lutung?” tanya Raden Mantri.


“Dia ingin menjelma menjadi perempuan cantik seperti bidadari’’, jawab Raden Galuh.


“Kalau hanya itu yang diminta, Kanda bisa memenuhi”’.Diceritakan Mak Lutung diberitahu oleh Raden Galuh,


“Mak Lutung, Mak akan diruwat untuk dapat menjelma menjadi perempuan cantik. Sekarang antarkan saya ke Koripan!” Raden Galuh dan Raden Mantri berangkat diiringkan oleh I Lutung, I Patih dan I Punta. Tidak lama mereka berjalan, sampailah di Koripan. Baginda raja kaget melihat putra beliau disertai istri dan | Lutung, sedangkan ketika pergi beliau seorang diri. Baginda bersabda kepada putra beliau,


“Anakku sayang, di mana kamu mendapat istri?’’ Raden Mantri pun menjawab,


‘Ayah! Istri hamba ini putri raja Daha, dia dipelihara oleh I Lutung”.


“Hai, Lutung, kuucapkan terima kasih atas kebaikan hatimu yang telah memelihara kemenakanku yang duiu hampir mati. Sekarang aku akan berusaha menjadikan kamu perempuan cantik sesuai dengan cita-citamu,’’ sabda raja.


213