Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/247

Kaca puniki kavalidasi

melepaskan diri, tetapi tidak dapat. Akhirnya dia mati. Si kera turun mengamati Sampi Wadak apakah betul telah mati. Setelah Sampi Wadak mati, Raden Galuh tinggal di rongga pohon beringin bersama si kera. Setiap hari si kera pergi mencarikan Raden Galuh buah-buahan untuk dimakan.


Sekarang tersebutlah raksasa perempuan. Dia mempunyai kebun buah-buahan yang lebat buahnya. Setiap hari si kera mencari buah-buahan di sana untuk makanan Raden Galuh. Pada suatu hari ketika si kera sedang memetik buah langsat datanglah raksasa berjalan perlahan-lahan, baru saja dilihatya si kera di atas, raksasa berteriak,


“Wah, kamu yang mencuri buah-buahanku! sehingga buah yang masak habis. Sekarang awas kamu!” Kemudian menyahut si kera,

“Nenek jangan marah kepada saya! Saya mencari buah untuk Raden Galuh. Nanti malam Raden Galuh akan kuajak kemari. Ajaklah beliau di sini! Nenek jangan menyalakan lampu karena beliau tidak biasa memakai lampu!”


“‘Baiklah! Jangan kamu lupa mengajak Raden Galuh datang kemari malam nanti! Kalau kamu berbohong, akan kukunyah tulangmu’.


Setelah bakul si kera penuh berisi buah-buahan, lalu dia tu run. Si kera mencari daun kelapa, kumbang, tepung dan racun. Raden Galuh disuruh membuat boneka. Menurut rencana tepung itu akan digunakan untuk membuat kepala, kumbang dan racun akan diletakkan di tengah kepala, dan daun kelapa akan digunakan sebagai badan, kaki, dan tangan. Si kera berkata kepada Raden Galuh,


“‘Hamba mohon kepada Tuan Putri supaya membuat boneka. Nanti malam Tuan Putri akan diambil oleh raksasa, sesudah itu akan dimakan. Jika Tuan Putri bersama hamba pergi ke sana, pasti Tuan Putri dimakannya.”’ Setelah boneka itu selesai, ketika hari hampir malam sibuklah si kera menggendong boneka itu, lalu dibawa ke rumah raksasa. Dari jauh si kera berteriak,


“Nenek, Nenek, buka pintu! Saya datang kemari mengiringkan Raden Galuh. Padamkanlah lampu itu! Beliau tidak berani melihat lampu.Kalau melihat lampu, beliau pasti menangis’’. Raksasa segera memadamkan lampu, lalu mendekati kera. Raden Galuh


241