Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/257

Kaca puniki kavalidasi

mempunyai anak perempuan’’. Dewa bersabda, "Baiklah, jika demikian keinginan Ananda berdua, silakan pulang. Akan tetapi, selama dalam perjalanan jangan kamu memperhatikan apa pun juga!" pesan dewa. Sekarang diceritakan raja dan permaisuri berangkat pulang. Di tengah perjalanan beliau menjumpai merica membawa gendang sambil menari. Permaisuri lupa akan pesan dewa. Beliau ingin memiliki merica aneh yang dapat mem bawa gendang itu. "Kakanda, saya ingin memiliki merica yang membawa gendang itu. Carikan saya merica itu, Kakanda!” Raja bersabda, "Adinda, mengapa kamu lupa pesan dewa tadi? Sekarang memang nasib kita malang!” Setelah beliau bersabda demikian, merica yang membawa gendang menghilang. Raja dan permaisuri terus pulang. Tidak berapa lama beliau tiba di Daha.


Tersebutlah sekarang permaisuri dalam keadaan hamil. Ketika usia kandungan itu telah tua, permaisuri merasa sakit hendak melahirkan. Telah lama beliau menderita sakit, tetapi putranya belum juga lahir. Raja bersabda,


"Jika nanti Adinda melahirkan seorang putri, saya akan menyambutnya dengan tembakan senapan, bunyi kentongan, dan tari-tarian selama tujuh hari". Setelah raja bersabda demikian, permaisuri melahirkan merica. Permaisuri bertanya kepada raja, "Kakanda Agung, mengapa putriku berwujud merica?" Raja bersabda kepada permaisuri,


"Kakanda telah menduga bahwa Adinda akan melahirkan merica karena tidak menghiraukan pesan dewata. Karena itu, marilah kita buang saja putri kita itu di hutan!" I Mica dibuang ke hutan Daha dengan diantar oleh rakyat termasuk I Punta. dan I Patih. Diceritakan sudah sampai di hutan, di sana I Mica dibuatkan pondok dan diberi dayang, Ngemban dan Nginte. Setelah pondok selesai, para pengantar pulang. Setelah mendengar berita bahwa permaisuri Daha melahirkan putra, semua raja datang menjenguknya. Permaisuri memberi tahu teman-teman beliau bahwa putra beliau telah wafat. Karena putranya beliau dikatakan telah wafat semua tamu pulang kembali.


Sekarang tersebutlah Ida Dewa Agung Putra di Koripan. Pada suatu malam beliau bermimpi menampar bunga matahari yang kemudian jatuh ke pangkuannya. Kemudian beliau bangun dan se


251