Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/31

Kaca puniki kavalidasi

Anom menangis sambil menceritakan kisahnya: Kemudian bertiga mereka berpeluk-pelukan serta bertangis-tangisan karena ingat akan kesengsaraan masing-masing.


Keesokan paginya bidadari datang lagi ke sana. Permaisuri menceritakan kepada bidadari tentang pertemuan dengan putranya yang diutus mencari burung cenderawasih untuk mengobati raja Koripan. Oleh kareha itu, bidadari kembali ke surga memohon burung cenderawasih kepada Batara Guru. Setelah diberi, bidadari itu kembali ke hutan dan burung cenderawasih itu diberikan kepada Ida Raden Mantri Daha. Raden Mantri Daha mohon diri akan berangkat ke Koripan dan berjanji akan sering berkunjung ke hutan. Setelah sampai di istana, burung cenderawasih itu diserahkan kepada Raden Mantri . Koripan. Abdi perempuan diperintahkan untuk menyembelih serta memasak burung itu. Setelah masak, masakan burung itu dihidangkan ke hadapan raja. Sesudah menyantap masakan itu seketika beliau sembuh dan sehat kembali sebagai semula. Semenjak itu I Juragan Anom makin disayangi di istana.


Diceritakan sejak raja Koripan sembuh, sering sekali I Juragan Anom menghilang dari istana. Kadang-kadang sampai dua tiga hari ia berada di hutan. Pada suatu malam ketika ia datang dari hutan, lalu ditanya oleh Raden Mantri. "Adik, ke mana saja kamu pergi? Sampai tiga hari kamu pergi dari istana, tetapi tidak memberitahu Kakak. Kakak sampai bingung mencari kamu, namun tidak bertemu . Ke manakah pergimu? Menjawablah I Juragan Anom,


"Tuanku Raden Mantri, hamba berkaul ketika Tuanku menyuruh hamba mencari cenderawasih. Hamba telah berkaul di hutan, jika memperoleh bururig cenderawasih, hamba sanggup datang ke hutan tujuh hari sekali dan menginap di sana tanpa kawan". Demikianlah jawab I Juragan Anom, lalu terdiamlah Ida Raden Mantri.


Ketika I Juragan Anom pergi ke hutan, Raden Mantri pergi juga ke hutan diiringkan oleh Punta dan Jerudeh dengan maksud mengintai I Juragan Anom. Setibanya beliau di halaman pondok permaisuri, terlihat olehnya Ida Raden Galuh bersama permaisuri duduk di serambi dengan I Juragan Anom. Karena itu, Raden Mantri marah dan berbisik-bisik dengan I Punta dan Jrudeh, "Wah, itulah gadis yang pernah hendak kularikan dahulu. Ah, jahat pikiran I Juragan Anom, dia mencintai gadis itu, setiap kutanya, dia
25