Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/63

Kaca puniki kavalidasi

"Baiklah Ramanda". Demikian kata Raden Mantri, lalu beliau duduk di sana bersama raja. Para hamba Raden Mantri ada yang makan sirih dan ada yang merokok. Bersabdalah raja kepada Raden Mantri,

"Nak, jadikanlah adikmu istri, putriku, Raden Galuh, parasnya buruk dan tidak bisa bekerja. Dia hanya bisa berhias saja".

Tidak dilanjutkan menceritakan percakapan raja dengan Raden Mantri, tersebutlah Raden Galuh telah usai berhias, lalu raja memprsilakan Raden Mantri untuk menjemput Raden Galuh masuk ke kamar. Raden Mantri pun menuju kamar. Baru saja Raden Mantri membuka pintu, terlihat olehnya Raden Galuh, wah sangat terpesona beliau menyaksikan kecantikan Raden Galuh yang bagaikan bidadari di surga. Kemudian Raden Galuh diangkat oleh Raden Mantri dan didudukkan di joli emas. Setelah itu Raden Mantri dan Raden Galuh mohon diri kepada raja dan pemiaisuri untuk berangkat ke Koripan. Raja bersabda,

"Silakan berjalan Nak! Para patih dan hambaku akan ikut mengiringkan Ananda. Sekarang Ayahanda belum bisa mengikuti.nu karena keraton dalam keadaan sepi. Kelak kalau tidak ada aral melintang, ayahanda akan datang menjengukmu ke sana". Berangkatlah Raden Mantri bersama ltaden Galuh, diiringkan oleh rakyat Koripan dan rakyat raja Daha. Dalam perjalanan tidak henti-hentinya Raden Mantri melirik kepada Raden Galuh. Demikian juga Raden Galuh, sangat senang hatinya mendapat suami tampan. Betapa ramai bunyi gong dan sorak para pengiring, gemuruh terdengar di jalan tanpa putus-putusnya sampai tiba di istana. Setibanya di istana mereka disapa oleh Baginda beserta permaisuri.

Dipercepat menceritakan kira-kira sesudah setahun Raden Mantri menikah, hamillah Raden Galuh. Setelah tua usia kandungannya, beliau melahirkan seorang putra yang sangat tampan. Amat senang hati Raden Mantri karena mempunyai anak lakilaki. Dengan demikian, Raden Mantri makin bertambah sayang kepada Raden Galuh.

Sekarang diceritakan, sesudah putra beliau dewasa, ada sabungan ayam di istana Galuh Liku di kerajaan Pajarakan. Ida Raden Mantri Koripan ingin berjudi, lalu berkata kepada istrinya, "Adinda, aku akan menyabung ayam ke Pajarakan, berilah


57