Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/8

Kaca puniki kavalidasi

Dalam pendidikan formal hal itu terutama dapat dijadikan sumber bahan pengajaran bahasa dan sastra. Dengan dijadikan bahan pengajaran dengan sendirinya citra tokoh itu akan terkait secara integral dalam proses pendidikan bangsa yang pada akhirnya dapat berperan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang utuh. Demikian juga dalam bidang pendidikan nonformal, umpamanya dapat dijadikan tema kegiatan kreativitas dalam pelbagai bentuk kesenian. Dengan demikian, tokoh Panji yang terjalin dalam cerita itu akan dapat dijadikan sumber yang dapat menggugah hati nurani bangsa Indonesia untuk maju dalam derap pembangunan. Dengan terkaitnya tokoh Panji dalam proses pendidikan seperti itu,maka ia akan tersebar merata di seluruh pelosok tanah air dan ini berarti adalah tidak lain dari suatu usaha kita untuk mewujudkan Wawasan Nusantara melalui pendidikan. Hasil pendidikan seperti itu akan merupakan suatu ujud ketahanan kita dalam bidang kebudayaan yang mampu dan tangguh dalam menghadapi proses pembangunan lebih lanjut yang dalam pelaksanaannya bukan tidak mustahil akan menghadapi banyak tantangan. Hal itu terutama tampak dalam usaha kita hendak menemukan serta selanjutnya memperkuat rasa kepribadian kita di tengah-tengah pergaulan antarbangsa. Dengan demikian,diharapkan pembangunan bangsa itu dapat berjalan lancar terelak dari hambatan-hambatan; halangan-halangan karena dia telah mempunyai landasan serta benteng yang ampuh.

Apabila kita telah melihat keberhasilan tokoh Panji dalam proses pembangunan bangsa tidak ayal lagi tokoh Panji sebagai yang terdapat dalam cerita yang mengisahkan tokoh pahlawan itu akan tetap menjadi kebanggaan, serta menjadi idola bangsa Indonesia. Hal ini sangat kita perlukan dalam rangka pembangunan bangsa.


Hasil penelitian tim tersebut sesuai benar dengan apa yang pernah dikemukakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof.Dr. Nugroho Notosusanto pada waktu beliau meresmikan Baliologi pada tanggal 7 Mei 1984. Dalam pidatonya antara lain beliau menegaskan bahwa langkah pertama kegiatan Baliologi adalah mencari unsur-unsur nilai budaya daerah yang pada gilirannya kemudian dapat menjadi unsur-unsur nilai Indonesia. Menurut beliau nilai adalah inti suatu kebudayaan. Oleh karena itu, nilai budaya harus diteruskan melalui sistem pendidikan. Dalam hal inilah jelas letak kaitan antara pendidikan dan kebudayaan, yaitu kebudayaan adalah sumber pendidikan. Lebih jauh beliau mengatakan dalam kaitan peranan nilai itu bahwa dalam masyarakat Indonesia telah dan akan terjadi perubahan sosial secara ce-


2