Kaca:Dongeng Panji Dalam Kesusastraan Bali.pdf/82

Kaca puniki kavalidasi

oleh raja untuk membuatkan putrinya sebuah pondok. Putrinya akan ditempatkan di pondok itu karena baginda sudah tak sanggup memeliharanya. I Patih menuruti kehendak raja, lalu pergi ke hutan bersama sepuluh orang hamba akan membuatkan Raden Galuh Gede sebuah pondok kecil. Setelah pondok itu selesai, Raden Galuh Gede diajak ke hutan. Di sana beliau ditempatkan seorang diri dengan diberi bekal untuk sebulan.

Diceritakan setelah Ida Raden Galuh dewasa, pekerjaannya hanya mencari kayu api untuk keperluan menanak. Pagi-pagi benar beliau sudah meninggalkan gubuk pergi mencari kayu api dan sayur-sayuran. Setelah bekalnya habis, terpaksa beliau makan bu-buahan dan sayur-sayuran saja. Besar badan Ida Raden Galuh Gede sulit dilukiskan. Kalau dibandingkan, kira-kira sebesar kerbau. Itulah sebabnya beliau dinamai Ida Raden Galuh Gede.

Tersebutlah Raden Mantri Koripan yang bermaksud pergi ke hutan kerajaan Daha. Ida Raden Mantri berangkat diiringkan oleh I Patih an hamba. Setiba di hutan, beliau menjumpai pondok Ida Raden Galuh, lalu bersabda kepada I Patih, "Paman Patih, coba tengok pondok itu! Siapakah yang empunya? Baru kali ini kujumpai pondok itu. Telah beberapa kali aku datang kemari, tetapi belum pemah kujumpai pondok ini". I Patih menuju pondok. Setelah sampai di sana dijumpainya Ida Raden Galuh Gede sedang memasak di dapur. I Patih terkejut melihat Raden Galuh karena sangat besar, dikiranya raksasa. Karena takut, dia hendak lari. Tiba-tiba terlihatlah I Patih oleh Raden Galuh, lalu beliau berkata,

"Hai, Tuan, jangan takut kepadaku dan jangan lari, aku tidak akan mengganggu Tuan! Apakah Tuan mengira bahwa aku raksasa? Memang aku berbadan besar dan tinggi. Tidak! Aku manusia biasa." Setelah Raden Galuh berkata begitu, I Patih menoleh. I Patih memperha tikan Raden Galuh dan heran melihat kecantikannya. Sayang beliau cacat, badannya terlalu besar. I Patih tidak jadi lari, ia bertanya kepada Raden Galuh, "Maaf Nona, siapakah Nona? Mengapa Nona sebagai seorang wanita berani berada sendirian di sini, di tengah hutan rimba?" Raden Galuh menjawab,

"Kalau soal itu Tuan tanyakan kepadaku, aku tidak bisa menjawab karena aku tidak mengenal ibu dan bapaku. Apalagi

76