Kaca:GEGURITAN MEGANTAKA.pdf/36

Kaca puniki kavalidasi

melihat lalu bertemu pandang, Ni Limbur agak malu , bergerak alisnya yang jarang. Raden Mantri kena guna-guna yang mujarab.

35. Seketika beliau beruba, kelihatannya cantik menarik. rasanya tiada seorang pun menyamai. Raden Mantri menyongsong, dengan perkataan yang halus Oh juitaku adinda, adinda permata hati, bagaikan kumpulannya gula dan madu, montok berisi, serba pantas dan menarik.

36. Dipeluk lalu dipikulnya, dipaksa-paksa tetapi tidak bisa, sedikit pun tidak bergeser, dibantu oleh para pelayan, kirakira ada 25 orang juga terasa masih berat, setelah di tempat tidur, dengan mesra mereka bicara berdua. Ni Limbur, manja minta sepah (sirih yang sudah dikunyah).

37. Tuan Mantri mencium, memberikan sepah yang harum baunya, Ni Limbur menerima dengan bibirnya, tidak diceritakan orang yang sedang menikmati cinta kasih, Ni Limbur tidak tahu, seperti orang yang sangat lesu, setelah melakukan persetubuhan, bagaikan orang yang sangat tergesa-gesa, akhirnya tiada tenaga kepayahan.

38. Tiada diceritakan lagi, tentang keadaan berbulan madu, setelah berlalu lima hari, diceritakan Raden Dewi. beliau telah mendengar, kekasihnya sudah kawin, dengan Ni Limbur, tiada putus-putusnya memadu kasih. Raden Dewi sangat kecewa mendengar.

39. I Sentul juga menceritakan, segala perbuatan Raden Mantri diceritakan semua, Raden Dewi berkata perlahan "Ya biarkan saja, karena sudah ada yang menggantikan putri yang sangat cantik, karena kita jadi orang bawaan, walaupun bagaimana sakit hati, walaupun hati seperti dibakar tahan saja.

40. Tidak diceritakan lagi di taman. diceritakan kembali Ni Limbur. tidak pernah lepas dari pangkuan sangat manja, mumpung sedang dicinta, tetapi hanya dalam hidup nyata ini saja yang dipikir, yang di alam sana tidak, dipikirkan antara sorga dan neraka, kalau sudah disayang suami menurutnya itu namanya sorga.


36