Kaca:GEGURITAN MEGANTAKA.pdf/66

Kaca puniki kavalidasi

sama istri cantik, itu yang sangat sakti, di dalam peperangan,
jika tidak beliau yang menolong, tentu saya sudah mati.

39. Sekarang beliau di luar istirahat, Raden Dewi lalu berkata,
"Saya kira bukan orang lain adikku", saya mohon diri akan
melihat ke luar, ya silakanlah, Raden Galuh berlari, sampai
di luar lalu dilihat, dewi Sekarkancana lalu berkata "Kanda
bagus.

40. Itu kakak beliau ke luar," Raden Dewi dan Tuan Mantri
sama-sama menyongsong, jongkok menyembah kakaknya,
lalu memeluk kaki, Raden Dewi menangis, menundukkan
muka, di pangkuan Raden Galuh, adiknya menangis kesedih-
an, Dewi Sekar Kancana lalu berkata, "Janganlah terlalu
larut dalam kesedihan.

41. Beliau menangis karena sudah kehendak Sang Hyang Widi
(Tuhan), yang menciptakan segalanya, rupanya Tuhan me-
maafkan, sekarang dapat tertemu lagi, ditemukan dalam
keadaan meninggal," Raden Galuh berkata, "Aduh adik
bagus, saya tidak pernah menyangka, jika adik akan ingat
dan akan mencari kakak karena sudah terlalu lama."

42. Raden Mantri juga menangis, berkata terputus-putus, "Ya
adapun lama baru saya cari, saya sering bertanya, kepada
ayah dan ibu, untuk pergi mencari kakak tetapi tidak diizin-
kan, karena terlalu sering, akhirnya saya memberanikan diri,
dengan diam-diam pergi tidak ada seorang pun yang menge-
tahui, pergi hanya berempat."

43. "Ini siapa dinda? kakak belum mengenalnya", Raden Mantri
berkata menyembah, mencakupkan tangan dan berkata, "Ya
ini lagi, adalah putri dari Jagalkap, itu negaranya, putri dari
Dewi Asmaya, yang diturunkan oleh Dewi Kuresi, raja jin
Selam,"

44. Lalu Raden Dewi berkata, "Aduh rupanya dinda putri Dewi
Kuresi, saya tidak mengetahui, janganlah dinda salah terima,
dinda ikut memiliki, saudara dari dusun, dan menderita ter-
buang," Dewi Sekarkancana lalu berkata, "Kanda janganlah

66