sewanah agegawan,
uryaning wang pinggir-pinggir,
jugul lakian,
rupania angremehi.
365. Dinuluring gunung-gunung
pora-pora,
wang nia sira mabekil,
denden denia payas,
apayung arulendang,
inguraping wedak minging,
sengkangnia amelar,
atuntunan lumaris.
366. Waneh adulur anuhun sopa-cara,
sama aken putih,
kumeron aseseran,
aseri aselan-selan,
condoling kanta sekundi,
sarwi anambang,
suarania kaduk bair.
367. Tinuting kakung peresama
agegawan,
cendek lan ubar-abir,
tameng tomok konta,
rupania abikal-bikal,
luir mertia kalakan bukti,
atewah okokan,
taneka agung alit.
368. Wara pemajania anunggang
wahana,
tumuruneng nagari,
lainnya ada membawa barang-barang bawaan,
orang-orang yang dari pedesaan,
laki istri bodoh-bodoh,
wajahnya menjijikkan.
Diikuti oleh orang-orang pegunungan,
orangnya kotor-kotor,
tindak baik perhiasannya,
berpayung dan berselendang,
diisi pupur harum,
subangnya daun lontar,
berpegangan tangan berjalan.
Ada yang menjunjung saji-sajian,
semua berpakaian putih,
permata cincin,
bercahaya berganti-gantian,
kepala serta lehernya seperti
jun (periuk alat mengambi air),
semua bernyanyi,
suaranya semua sumbang.
Diikuti laki-laki (sambil) membawa
senjata,
keris dan ubar-abir,
tameng, tombak, konta (lembing),
rupanya sarat-sarat,
seperti kewalahan keberatan isi,
semua gembira,
tak terkecuali besar-kecil.
Yang memimpin mengendarai
kereta,
turun di luar puri,
105