Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/105

Kaca puniki kavalidasi

alungsur basahan,

apatra Bango Samparan,

romania angawir-awir,

akulang dastar,

karah kanta amawit,


369. Maring arsa angetang lakuning bala,

sumereng akueh angiring,

payas amberana,

asri kampek pidada,

tumandang angangge mantri,

apayung nyalah,

sarwiya ngagem cemeti.


370. Umung gumurihing urya angusung dewa,

adenden mareng margi,

tunggul maring arsa,

lalontek payung panjang,

kiwasi angalik-alik,

amutar dipa,

anabeh warga sari,


371. Pantes denia anangan amutar bajra,

meleng-meleng kairing,

inupuping duma,

marabas metu selesma,

kagerek laku haneng uri,

gerebeging lampah,

luir bubur hyang pertiwi.


372. Tabu-tabehan nika akanda-kanda,

gong bubar murawa beri,


memperbaiki kain,

bernama Bango Samparan,

rambutnya terurai,

berkalung destar,

bahunya berisi badong baik.


Di muka pelan-pelan jalannya para prajurit,

sangat banyak yang mengikuti,

perhiasannya bagus,

(juga) diikuti oleh kampek pidada,

lenggangnya berpakaian mantri,

berpayung menyala,

serta memegang cemeti.


Gemuruh suaranya orang-orang

yang mengusung dewa,

berjejal-jejal di jalan,

tunggul di muka,

umbul-umbul (dan) payung panjang,

pemangku suara gendingnya nyaring,

memutar dupa (lampu),

menyanyikan gending wargasari.


Serasi benar beliau memutar genta,

miring kanan-kiri melihat kesamping,

dikenai asap dupa,

mengalir keluar ingusnya,

didorong dari belakang,

gemuruh jalannya (orang-orang),

seperti rubuhnya tanah.


Bunyi gamelan bersahut-sahutan,

gong, kendang-kendang,kemong dan