Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/15

Kaca puniki kavalidasi

rohengkua taker getih.


35. Suka rakrian patih sunggeming bala,
paniscayeng kesaktian,
sama diusdaran,
harta muang sarwa wastra,
wus winekasaning gati,
ndan lumampah,
setaming amamengi.


36. Apajeng gemiring laku nikang senjata,
selahnia ngersai hati,
kinombalan rakta,
waja was ingasahan,
agar kasenusa rawi,
tan beninga haneng margi,


37 Kawama sira sang hana ring Jirah,
anglila-lila mingit,
won ten sering pudak,
sepacara angraras,
akueh punang sarwa sari,
kinuseng berangga,
ngerengreng angingingin.


38. Luir amumunga ragi hunining kumbang,
sumbali angenaki,
mangkin ngerasa uyang,
selah semu sungkawa,


hamba akan tempur habis-habisan.


Suka hati rakrian patih akan kesanggupan para prajurit,
(serta) pemyataan kesaktiannya,
semuanya diberi bagian,
harta-benda serta bermacam-macam pakaian,
setelah minta izin untuk berangkat,
maka mereka berangkatlah,
dengan cara menyamar.


Ibarat payung, miring-miring kelihatannya senjata mereka,
keadaannya menakutkan hati,
dengan jumbai merah,
bajanya bam selesai diasah,
(seperti) gembira disinari matahari,
tak diceritakan keadaan mereka di dalam perjalanan.


Diceritakan (sekarang) beliau yang ada di Jirah,
melipur hatinya yang susah,
tengah berada di bawah pohon pudak,
keadaannya (di sana) menarik hati,
banyak kembang aneka warna,
dikerumuni kumbang,
mendenging-denging menyenangkan hati.


Bagaikan membangkitkan nafsu
asmara bunyi kumbang-kumbang itu,
sepatutnya menambah kesenangan hati,
(kenyataannya) semakin menyebabkan rasa tak tentram,
tingkah laku maupun wajah membayangkan kesedihan,