Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/16

Kaca puniki kavalidasi

linila tan kanan lali,
sakuehing sisia,
pawongan amepeki.


39. Larung, Weksina, Mahisawadana,
tan adoh Lenda Lendi,
Gandi, Jaran Guyang,
sama wus atata,
rap tan hana wania mukemik,
katareng tingal,
sumeng ira ring hati.


40. Dadi sira aken angundang
putrinira,
sang kadi Sita rasmi,
nitia medangi tuas,
suguma patibrata,
swapatra Ratna Nanggali,
kebeking raras,
anerang hayu sabumi.


41. Pasancayaning manis amunah
gula,
sasolah angrimangi,

roma atab apanjang,
arja gelung papangkas,
geseng ning lati amanis,
gatra gumiwang,
kadi mas wus singangling.


42. Sampun prapta sang kadi
Semaradayita,
akueh pari carlka ngiring,


dihibur-lubur tak kunjung terlupakan,
sekalian murid-muridnya,
serta dayang-dayang menghadapnya.


Larung, Weksirsa dan Mahisawadana,
tak menjauh (turut) juga si Lenda
Lendi,
Gandi dan Jaran Guyang,
semuanya sudah menurut aturan,
takut tak ada berani berkata,
semuanya membayangkan,
kesedihan di hatinya.


Lalu dia menyuruh memanggil
putrinya,
yang bagaikan dewi Sita yang
cantik,
selalu memikat hati,
yang sangat baik dan setia,
yang bemama Ratna Manggali,
sempurna kecantikannya,
mengalahkan segala kecantikan
di dunia.


Kumpulan manisnya mengalahkan
gula,
segala tingkah-lakunya membangkitkan nafsu asmara,
rambutnya lebat dan panjang,
digelung sangat indahnya,
senyum bibimya terlihat manis,
tubuhnya bak bercahaya,
seperti emas baru selesai dibersihkan.


Telah tiba sang putri yang labana
istri ung hyang Semara,
banyak dayang-dayang yang mengiringkan,

17