Kaca:Geguritan Calonarang.pdf/31

Kaca puniki kavalidasi

98. Mulirak gambira du tejaning netra,
amincang amerigijik,
aningset basahan,
kaputeran ping tiga,
selahnia angresi hati,
ateken madia,
medunia temah apui.


99. Wara Sirsa nguluan asalin bawa,
selahnia anjerihi,
muliar ikang netra,
tumindak akanjaran,
romania arniwir-miwir,
jihwania malad,
mulisad tekeng siti,


100. Garjita ngalor lakunika si Lenda,
roma umiring siti,
numungsang ikang muka,
alaku laku dada,
kumedal kang suku kalih,
aduduan-duduan,
lakunia pada angeresi,


101. Sira Rangda maka panitih ing sira Guyang kinanti,
atemahan aswa,
jihwanika umaled,
anitir swatania bisir,
sigra tinunggang,
umesat cita garni.


102. Murub dilahing apui yaya perelaya,
asinang tekang burni,


Berkobar-kobar seperti kegirangan
cahaya merah tua matanya,
berkeliling berjingkat,
mengangkat kainnya,
berputar-putar tiga kali,
tingkah lakunya menakutkan,
bertolak pinggang,
lidahnya berubap jadi api.


Wara Siran ke Barat berganti rupa,
tingkah lakunya menakutkan,
berdenyar-denyar matanya,
melangkah menari-nari,
rambutnya terurai,
Lidahnya terjulur,
terjuntai sampai di tanah.


Dengan senangnya pergi ke Utara si Lenda,
rambutnya menyapu tanah,
kepalanya mengarah ke bawah,
berjalan dengan dadanya,
menggerak-gerakkan kedua kakinya,
secara silih berganti,
tingkah lakunya sama-sama menakutkan.


Si Rangda berada di tengah,
si Guyang diajiknya,
berwujud kuda,
lidahnya terjulur,
sering berbunyi dengan ramai,
segara ditunggangi,
lari cepat secepat pikiran.


Berkobar nyala apinya seperti dunia akan kiamat,
panas seperti digoreng rasanya bumi,


32