tanda salawang-lawang, tan papagataneng margi., angusung sawa, luir wong pejah ka jurit.
118. Pirang dina kunang pamerat nikang baya,
malah ebek ing margi,
kunapa atunah,
wuk nanak narewata,
seregala akueh ambukti,
wareg-waregan,
anedet daging daging
119. Umung gumuruh panggagoleking gagak,
sliweran luir dadali,
amanggih lalaruan,
anucuk-nucuk limpa,
asiwa arebat bukti,
asukan-sukan,
wera anicip getih.
120. Akueh sawa abeh sawane atasak,
durganda meng asamit,
tinubing anila,
sumar akuyeyengan,
sinaranging laler atitip,
uler ngelar,
kagila kumaritip.
121. Kares-res perebawan nikang desa-desa,
tanda pada setiap rumah,
tak putus-putusnya di jalan,
(orang) mengusung mayat,
bagai orang mati berperang.
Entah (sudah) berapa lama beratnya bahaya itu,
malah telah penuh di jalan,
mayat bertumpuk-tumpuk,
busuk, nanah tak putus-putusnya,
serigala banyak memakannya,
sekenyang-kenyangnya,
merobek daging-dagingnya.
Ramai gemuruh bunyi burung gagak,
beterbangan bagai burung layang-layang,
melihat laron,
mematuk-matuk limpa,
bercanda memperebutkan makanan,
bersuka-sukaan,
mabuk karena (kebanyakan) minum darah.
Banyak mayat yang menggembung kebusukan,
berbau tak enak (yaitu) busuk serta amis,
ditiup angin,
tersebar ke mana-mana,
disertai lalat bertumpuk-tumpuk,
ulat memenuhinya,
menjijikkan karena terus bergerak-gerak.
Sangat mengerikan keadaan desa semua,
37