gora gurnita,
kumeter kang peretiwi,
136. Sampun sama tinata denikang
duta,
ndan seri narepati,
rumasang cita,
akehing wadwa pejah,
paran temahing nagari,
dadi angucap,
bapa sang mahayati,
137. Katon manda bagia ritan
sihaning hyang,
umanah murka derowi,
lumeburang jagat,
lungha angala-hala,
paran luwunging nagari,
apan batara,
nugraheng murka derowi,
138. Ndia ngenaki cita manggih
wibawa,
yan tan sida sekapti,
amerih Kertaning rat,
nirua tang kawibawan.
luwung hanang wana giri,
asidan-sidan,
amangunaken kerti.
139. Pilih sida amanggih sudaning
"keras serta ribut-menakutkan,
bergetar (terasa) bumi ini.
Telah diceritakan semuanya oleh
utusan itu,
adapun seri paduka raja,
berpikir-pikir dalam hati,
(karena) banyaknya prajurit yang mati,
betapa jadinya negeri nanti,
akhirnya berkata,
bapa sang pendeta agung.
Nyata kurang bahagia bila tidak
dikasihani Tuhan,
oleh karena irinya orang-orang jahat,
menghancurkan negara,
pergi (membuat) kekacauan,
mana mungkin negara akan baik,
sebab (apalagi) betara,
memberkati orang-orang jahat dan pendengki,
Mustahil pikiran akan senang
dan mendapatkan kewibawaan,
bila tak tercapai yang diharapkan,
(yaitu) untuk mendapatkan ketentraman negara,
tak ada gunanya kewibawaan,
lebih baik tinggal di hutan,
bertapa,
melakukan semadi.
Kiranya berhasil mendapatkan