Kaca:Geguritan Kendit Birayung.pdf/57

Kaca puniki kavalidasi

34. Ki Patih Baktak bersujud sambil berkata,
ya, penjelasan hamba tuanku Raja,
kekuatan orang Mekah,
jika masih Ki Umarmaya,
sesungguhnya tidak mau kalah,
itu sebabnya,
karenanya taktik perang melingkar.


35. Walaupun terdesak dalam
perang, dia tidak kewalahan,
terutama Ki Umarmaya,
bentengnya Amsyah,
bukan hanya dua dan tiga,
jika di kemudian hari ada lagi,
Ki Umarmaya,
Amir sungguh-sungguh dikalahkan.


36. Sesungguhnya orang-orang
Mekah tidak mau bergerak,
jika Umarmaya ini masih,
penyerangan Amsyah sesungguhnya tak akan kalah,
dia itulah yang diandalkan,
sakti (dan) banyak punya siasat,
I Jrat dari Kakendi.


37. Raja Kendit Birayung [18a],
dengan pelan menjawab,
gampang bila hanya satu,
tunduk oleh seseorang,
Sumirang mempunyai banyak


34. Awot sembah matur Ki Patih Baktak,
atur kawula Gusti,
nyalene wong Mkah,
yen kari Ki Umarmaya,
saywaktine nora gingsir,
mapan punika,
tataheng ali-ali.


35. Yadyan kapěs yudane boya kewuhan,
Ki Umarmaya ugi,
glare pun Amsyah,
boya roro tatiga,
yan hana-hana ring enjing,
Ki Umarmaya,
ywakti kasoran Amir.


36. Sawong Mkah ywaktine tan papolah,
yan kari Marmayeki,
udhane pun Amsyah
ywaktine boyo kalah,
anděle punika ugi,
sakti wiweka,
I Jrat saking Kakendi.


37. Raja Kendit Birayung [18a]
alon sumahura,
gampang to satunggal,
res dening sakakang,
Sumirang dwe