Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/51

Kaca puniki kavalidasi

47


Besarnya dua pelukan, gundul dan agak berkilat, kumis jenggot kales le- bat, dada dan punggung berbulu, rimbunnya seperti hutan, gigi putih, taring menyambar dan panjang.

7. Penglihatannya bagaikan kaca mata, hitam melotot dan menyala, bagai- kan kaca terpantul sinar, kakinya seperti angrek gringsing, badan dan tangannya berbeda warna, perut gendut, pusar bercahaya warna lima.

8. Menyebabkan tanah retak, kemudian muncul dan keluar, di depan I Mladprana, I Mladprana terkejut, Wakpurusa rebah terlentang, ter- guling, I Kawitweruh terkejut menjerit.

9. I Mladprana memusatkan pikiran, Sang Hyang Haji Wisnu Murti, memusatkan pikiran untuk mempertemukan, ujung lidah dengan ujung hidung, mangregep mangranasika, mantra sandi, Pancapuspa kalah.

10. Payah tidak kuasa melawan, bersimpuh kemudian berbakti, "Ya Tuan Mladprana janganlah jadi marah, saya mohon maaf, mohon hidup, bersedia menghamba untuk diperintah.

11. Jadikanlah saya pelopor, memerangi Ni Dukuh Sakti, I Rudita dan Dustaka, supaya mati tanpa luka, kena upas gering mendadak, tiwang angin, berdarah membesar di perut."

12. Begitulah kata-kata Pancapuspa, I Mladprana diam berpikir, Wakpurusa bangun mendekat, dengan. Kawitweruh, mendekati Ni Pancapuspa, mengambil dagu kemudian kepala dan berkata.

13. "Sekarang kamu sudah merasa, dosa membela orang salah, lancang berkata dengan mulut lebar, dagu longgar terlalu cerewet, selalu berhati curang, bagaikan benda kecil dibungkus besar, kelihatannya besar tetapi isinya sedikit.

14. Kurang sakti sudah sombong, bahaya kesulitan ditemukan, apalagi kamu manusia, Ida Sang Hyang Brahma Wisnu, sabar juga menemukan kemalangan, apalagi kamu, manusia terlalu curang.

15. Kecurangan dilawan pohon-pohonan, perempuan wajar dikalahkan laki-laki, kesaktian dikalahkan dengan kebenaran, ilmu hitam dikalahkan dengan ilmu putih, ketiganya sudah kalah, siang malam, benar-benar yang sakti kalah.

16. Pantas jiwa dipakai membayar, keris Bapak lawan, Wakpurusa meraba-raba, sengaja akan memenggal, mengambil rambut menghunus pedang, dan menuding, I Mladprana datang menyela.