Kaca:Geguritan Mladprana.pdf/83

Kaca puniki kavalidasi

79

muka berani di belakang, keliling menjajakan meminjamkan, yang Kakak sayangi, katanya menyayangi Kakak, sayang di mulut, juga Kakak terlalu percaya, membalas dengan kesetiaan sejati.

5. Tidak sesuai antara kata-kata dengan pelaksanaan menyayangi, yang disayangi bagaimana, apakah ikhlas menerima, telanjur takut tersandung, semua kehendak diikuti, jinak bermaksud setia, mulutnya dimasuki nira, manis enak ditelan, tidak diketahui, ia akan menyakiti, menyakitkan perut.

6. Menurut saya Kakak kena siya-muwa, dan pangirut buwana, pamegeng dan pangasih, kalau tidak benar begitu, mengapa ikhlas berani mencari, orang sudah jelas rela, juga sekarang dicari dan dikejar, tidak bisa memutuskan rasa sayang, menyedihkan, orang gila nakal, tidak bisa menerima kesetiaan.

7. Seharusnya kalau orang didorong oleh harta, dibayar dengan meladeni, kalau berutang cinta kasih, bayar dengan bakti setia, kalau berutang kasih dengan kata-kata, bayar dengan kesetiaan dan kesenangan, Kakak sekarang berpikiran lain, yang menipu dibalas dengan kebenaran, hati saya yang bersungguh,sungguh, hati saya benar-benar bakti, Kakak balas dengan kata-kata bohong.

8. Karena ramah sekarang pergi diam-diam, meninggalkan rumah istri, orang tua saudara dan keluarga, menuruti hati yang bingung, tidak menghitung ling ing aji, wariga tidak diperhatikan, tan pakadang angan kidung, saudara agamanya ditinggal, semua lebur, hati saya tidak disayangi, bwana-mabah sudah goyah."

9. Begitulah Ni Warsiki marah mukanya merah, marah gemetar, karena sengaja menyayangi, yang disayangi lain-lain, menyebabkan sakit hati, hati sayang dan marah, marah karena ke sana dia pergi, kalau dibiarkan menjadi gelisah, kalau terpejam, ingin untuk mengikuti, ditahan semakin mendesak.

10. Ni Warsiki kemudian menjungkir memeluk bantal, menghibur hatinya marah, marah karena ditinggal, setiap bangun bertambah bingung, dada berdebar kepala pusing, bagaikan dibelah merasa panas, kerongkongan kering, penglihatan terasa kabur, resah gelisah, kembali terjungkir, tidak berani pada orang ramai.

11. Bila diingat banyak sekali yang menyebabkan sakit hati, keadaan orang yang ditinggalkan, putuskan ceritanya sekarang. Wakparusa Kawitweruh, Ni Luh Ngasa mengikuti, ke sana meninjau ke tempat tidur, didapat Warsiki menjungkir, tidak bersama I Mladprana, Ni Luh Ngasa, menanyai Ni Warsiki, "Kakakmu ke mana?"