Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/31

Kaca puniki sampun kauji-wacén

155. Raja yang tidak bisa, berperang di malam hari, ada raja yang tak mendapat kepercayaan, tidak setia pada brata yang utama, raja yang mencela Dewa, dua puluh itulah raja, yang akan mengalami kekalahan, mereka patut dimusuhi, karena raja tersebut, ingin kesenangan diri.

21a. 156. Adapun sebabnya kalah, raja masih sangat muda, rakyatnya loba, tak ada yang memberitahukannya, tak ada tempat bertanya, pada diri raja, akhirnya tak ada perlawanan, rakyat semuanya, karena raja, kurang wibawa.

157. Kekalahan raja yang tua, raja berpenyakitan, ke duanya mempunyai kesusahan yang sama, selalu diremehkan, karena beliau tak boleh, mempunyai perasaan marah, akhirya akan kalah, jika raja dibenci handai tolan, raja akan kalah, teman-teman ingkar akan kesetiaannya.

158. Kekalahan raja yang penakut, lari dalam peperangan, seperti tak pernah muncul, maka rakyat turut lari, raja yang takut dengan istri, bila menghadapi musuh, rakyat semuanya pergi, akibat takut terhadap istri, karena dulu, berlaku wanita.

159. Raja yang sangat loba, maka semua rakyatnya, tak dapat dipercaya, rajanya keterlaluan, tak pernah dihormati, oleh rakyat di sana, apa lagi akan mendapat makanan, lebih baik menyimpan di istana, karena mereka itu, tak seorangpun mau berkelahi.

160. Rajanya dimusuhi kawan, setiap peperangan ditinggalkan pergi, karena sejak lama rakyat, bertengkar terus menerus, tak ada yang ditakutinya, raja selalu ditundukkannya, menjadi tumpuan kutukan kalah, tak seorang yang menakutinya, akhimya putus asa, dan mati seorang diri.

21b. 161. Raja yang percaya akan fitnah, mudah untuk membencanainya, saat pergi berburu, menangkap burung atau mengail ikan, kala itu disuruh membunuhnya, pasti ia akan mati, karena ia seorang diri, walaupun ada yang mengiringkannya, mereka adalah memburu, dan sebagai kelompok pemburu.

31