Kaca:Geguritan Pan Bungkling.pdf/50

Kaca puniki kavalidasi

hadapilah junjunganku, hadapi ia berkelahi, jika tuan ketakutan sebaiknya tuan pulang, pulanglah ke Jagatra.

284. Saya kasihan kepada tuan, daripada mati, tuan terlalu bodoh, membantu orang yang miskin, tambahan pula amat curang, suka tuan menolongnya, tuan turut jahat, tanpa menuruti ajaran agama, salah tingkah, besar kesengsaraan tuan.

285. Aku jelas merasakan, tuan pasti mati, saudara-saudara akan kalah, bila besok tuan akan maju, orang-orang Mekah semuanya hehat, laksana keruhungi kelekatu , rasakan esok pagi, saya akan datang mengacau membakari, agar tak tersisa sedikitpun.

286. Seluruh keluarga tuan, semuanya tak ada yang herani, sehagai senang akan kecurangan agaknya, sering di dunia ini, dan juga lihatlah ini, bekas jahitan luka saya, pekerjaanku hanya ber- perang seribu bekas luka karena pelor, memang benar-benar ter- kenal, juga berkelahi dari Mekah.

37b.

287. Jikalau saya istirahat, tidak berperang sehari saja, saya akan sakit dan lesu, tak suka makan, yang menyebabkan sakit, karena tidak melihat musuh, hila saya hendak mencari obat, dengan ujung tombak atau peluru, yang paling haik, obat de- ngan berperang.

288. Demikian kata-kata utusan itu, seluruh mereka yang meng- hadap, nafasnya mendesah-desah, matanya melotot, semuanya membalikkan keris, menoleh kanan-kiri laksana musuh, masih menunggu perintah, karena takut mendahului, tanpa berkata-kata, semuanya memberengut wajahnya.

289. I Dewa Gede Saloka wajahnya merah padam, menghunus keris sambil menunjuk, kaki tangannya gemetar, laksana mencuci muka dengan darah, segera berkata dengan keras, tangkaplah segera, tetapi jangan dibunuh, serempak semua mendekatinya, semua merebutnya, utusan-utusan itu melawannya.

290. Sesaat hendak mengambil keris, ada yang berangkul dari belakang, ada pula yang memukul, yang lain merebut kerisnya,


50