Kaca:Geguritan Rusak Sasak.pdf/122

Kaca puniki kavalidasi

masurung-surungan,

i suradadu buka,

butane mangenot daging,

tuara kilesan,

sing nonjol manyungkling.


385. Saking kelod saking kauh
magulungan,

buka tawon ababin,

tuara nolih rowang,

sing ebah tulus gayal,

i rantean ditu gipih,

gangsar manyemak,

asing matatu mati.


386. Meh sataka tuara mundur
mangulahang,

i suradadu medil,

ngembatang sinapang,

marieme manyelag,

titir munyinya ngempengin,

ngebekin byoma,

jernate sawang kadi.


387. Kilap asab sing katempuh
remuk gimbal,

akudang dasa mati,

kena kapisanan,

pamating jeroning kuta,


mati,

saling dorong,

serdadu Belanda,

seperti buta kala (mahluk
halus yang jahat) melihat

daging (makanan) tidak mau
mundur,

setiap yang maju menombak,

rebah terjungkal.


Dari selatan dan barat
menyerbu,

seperti tawon sedang
beterbangan,

tidak menoleh kawan yang

rebah langsung ditinggal,

yang membawa tandu yang
sibuk,

segera mengambil yang luka
dan mati.


Ada kira-kira dua ratus orang

tidak mau mundur terus
mendesak,

serdadu Belanda terus

menembaki dan memencar
senapan,

diselingi dengan tembakan
meriam,

dengan keras suaranya

memekakkan telinga,

suaranya memenuhi angkasa

dan sayup-sayup terdengar
bunyi granat.


Berkilatan peluru meriam

segala yang dikenai hancur,

luluh,

berpuluh-puluh prajurit
gugur,