Kaca:Geguritan Rusak Sasak.pdf/126

Kaca puniki kavalidasi

ada menekin kikis,

nyabat ban jarenat,

makeplag sambeh buyar,

sikep nagarane dadi,

samben mabiuran,

akeh matatu mati.


399. Ada ngamuk di pasare
mabioyongan,

babaru mamas malih,

sikepe gebogan,

sing pesu tuara tulak,

panglingsir ditu ngemasin,

untat purusa,

tuhu sura ring jurit.


400. Tur rusake sida mamuputang
lekas,

nganggo darma kapatin,

warahing pandita,

dane mula masastra,

mapeningan sai-sai,

peped nyuaka,

ring paranda wibuh aji.


401. Mangkin ngahngah galak

sikepe di desa,

kapo ban celang ririh,


tombak,

ada yang menaiki tembok
pagar,

sambil melempar dengan
granat,

granat meledak,

berhamburan,

pasukan kerajaan,

panik dan kesal,

banyak yang luka dan mati


Ada yang mengamuk di pasar
dengan sengitnya,

dengan senjata tombak dan
senapan,

pasukan gabungan,

setiap yang keluar ikut
berperang,

banyak yang tua-tua

meninggal di sana,

prajurit yang terakhir,

sungguh sangat berani dalam
peperangan.


Kehancurannya telah berhasil
melakukan kewajiban,

sesuai dengan dharma

(kewajiban) kematian,

menurut ajaran para pendeta,

yang memang melaksanakan

ajaran sastra (ilmu
pengetahuan dharma),

sering-sering menyucikan diri.

setiap saat bergaul,

dengan para pendeta yang
ahli dalam ilmu pengetahuan.


Diceritakan yang di desa

sangat marah dan galak,

syukur ada yang waspada