408. Meme bapane kalintang,
kaki dadong mameragatang
ban sedih,
nanging wenten toyan ebun,
kanggen manungkulang,
cening-cening nging basange
kari kebus,
bane tuara maan ngamah,
cendetang satwane mangkin.
409. Sampun napak ring nagara,
tur kaatur ring Anak Agung
Lingsir,
mawuwuh kobet ring kayun,
janten soroh Padasan,
delod Kusuk,
manyarengin baler gunung,
ka nagara jati pangpang,
ne mangkin ucapang malih.
410. Sasorohan musuh Selam,
Dangin Juring tan maren
mangambiarin,
kelod kangin lintang kukuh,
sikepe ring nagara,
tur mawanan desa Bengkele
harta bendanya,
ada yang menggendong anak
cucunya,
bertangisan di sepanjang jalan,
menangis minta nasi.
Ibu ayah kakek dan
neneknya hanya menimang
dengan penuh kesedihan,
hanya ada air yang keluar
dari potongan pohon-pohon
yang merambat,
hanya itu yang diberikan.
untuk menenangkan
anak-anak,
tetapi perut mereka,
semua merasa panas,
karena belum dapat makan,
kita hentikan cerita tentang
kesedihan mereka ini.
Setelah sampai di istana,
dan sudah disampaikan ke
hadapan Anak Agung Lingsir,
bertambah-tambah susah
hatinya,
sudah jelas desa Padasan,
di selatan Kusuk (Pusuk),
ikut pula yang di utara
gunung,
tidak masih setia kepada
kerajaan,
sekarang cerita dilanjutkan.
Musuh dari golongan Islam,
dari Dangin Juring,
tidak henti-hentinya
menyerang,
di tenggara sangat kuat,
pasukan kerajaan,