Kaca:Geguritan Rusak Sasak.pdf/151

Kaca puniki kavalidasi

483. Suradadu sami nenas ngiter
pura,

ngujanin baan mimis,

ada mengulahang,

ngaregak di bancingah,

medil kabedilin titir,

saling becekang,

musuh rowange mati.


484. Malih ucap desa delod dangin Cakra,

banjar-banjaran sami,

ngekes jeroning karang,

makerana nanggilisang,

i suradadu ngarepin,

di puri Cakra,

kapos mangadu jurit.


485. Anak Agung Ngurah belit
kapurian,

ring tranggana malinggih,

para istri ngayap,

sampun nyikiang genah,

yan punapi antos malih,

pacang newata,

sareng sadaging puri.


486. Suradadu sampun ngeranjing
patandakan,

praya kaukir Kawi,



tergeletak bersama-sama.

mayat para prajurit,

sekarang diceritakan lagi.


Serdadu sudah berhasil
mengurung istana,

menghujani dengan peluru,

ada yang menghalau,

baik di halaman istana,

saling tembak dengan
gencarnya,

saling menghancurkan,

banyak kawan dan lawan
yang mati.


Diceritakan lagi desa di
tenggara Cakra,

semuanya anggota banjar
(kampung),

bertahan di masing-masing
halaman rumah,

dan makin jelas,

serdadu menghadapi,

di istana Cakra,

dengan sengit mengadu
keberanian.


Anak Agung Ngurah
menghindar ke dalam istana,

di balai bintang duduk,

para permaisuri mengikuti,

sudah duduk berkumpul
jadi satu,

apa yang ditunggu lagi,

akan mati bersama-sama seisi
istana.


Serdadu sudah masuk di balai
penghadapan,

untuk dilukiskan oleh