Kaca:Geguritan Rusak Sasak.pdf/165

Kaca puniki kavalidasi

pantas ungguhang digambar,

aweting ucaping kari.


522. Margi-margi becik asat,

kakayonan mangapit bilang
pinggir,

sami bungah nedeng menduh,

dokare tuara pegat,

mangalintang ada kangin ada
kauh,

ada kelod ada kaja,

rame mangelintang ring
margi.


523. Yan sawangang mirib
swargan,

dadi tuna manah ngiket di
gurit,

banakentan numur satu,

makejang ngenah bungah,

rum aruman tuting pasar
ngenah murub,

bale panjang tur malepa,

sapakayun wenten sami.


524. Sok mangelah ringgit katah,

makadi myapokoanyane
abesik,

di Ampenan lintang wibuh,

tedunan saking kapal,


pelindung kayu suar,

dan pohon beringin yang
cabang-cabangnya merata
dan rimbun,

pantas dipindahkan,

ke dalam lukisan karena

kalau dibicarakan ada saja
yang masih tertinggal.


Jalan-jalan yang baik dan
datar,

diapit oleh pepohonan di
pinggirnya,

semua kelihatan indah pada
waktu sedang tumbuh daun,

dokar (bendi) tidak
henti-hentinya,

lewat ke barat atau ke timur,

ada yang ke utara dan ke
selatan,

ramai lewat di jalanan.


Jika diambil perumpamaan

seperti di sorga sehingga

kehabisan bahan untuk
melukiskan dalam karangan,

sebab segalanya nomor satu,

semua kelihatan mewah,

harum-haruman sampai pasar
kelihatannya mewah,

dengan balai panjang yang
diberi perhiasan,

apa yang dikehendaki ada
semua.


Mentang-mentang punya uang (ringgit) yang banyak,

seperti anak satu-satunya,

di Ampenan sangat
berlebihan (mewah),