Kaca:Geguritan Rusak Sasak.pdf/26

Kaca puniki kavalidasi

mangkung telas mangiring.

60. Pada ngalih gusti gelah
manyihnayang,
takut katarka juti,
karepe mamandal,
sakongkol ka Praya,
apan parembuge pasti,
ngadiani congah,
ring ida raja Bali.

61. Dening tuara I Praya
manyidayang,
ngisi desa Kadiri,
ento makerana,
hnur makira-kira,
tan ucapan ne di margi,
akudang laksa,
pamating Selam Bali.

62. Dauh pisan kangin napak
kaideran,
kuta Paraya desi,
I Puyung magebras,
narejaK ngawug desa,
I Praya matanggal kincit,
bantas satusan,
becek matatu mati.

63.Kocap ento soroh Menak
nya di desa,


Batuaji,
semua daerah jajahan raja,
ikut menyertai.

Masing-masing mencari
pimpinan sendiri,
untuk membuktikan diri,
takut disangka
memberontak,
semula maksudnya
menentang,

karena telah bersekutu ke
Peraya,
dan pembicaraan sudah pasti.
karena merasa tidak senang,
dengan raja Bali.

Tetapi Peraya tidak
berhasil,
mempertiliunkan desa Kediri,
itulah sebabnya,
bubar mencari jalan.
sendiri-sendiri,
diceritakan sekarang yang
di jalan,
entah berapa puluh ribu,
pasukan Islam dan Bali.

Kira-kira jam delapan pagi
pasukan telah sampai dan
mengurung,
kota Peraya,
pasukan Puyung bergerak,
maju menyerbu,
pasukan Peraya kalah (lari),
kira-kira seratus orang,
hancur luka dan mati.

Disebutkan sekarang para
Menak di desa itu,


26