Kaca:Geguritan Rusak Sasak.pdf/46

Kaca puniki kavalidasi

sewos ne nyambut babaru,
watek wargi bukpadan,
Anak Agung len punggawa
lingsir gupuh,
ngetog titihang makejang,
sadaging kota mangiring.

122. Wenten sikep tigang atak,
tuting jada tedun masingset
ginting,
brahmana sulinggih milu,
wenten ngemit bancingah,
manureksa pakemit kotane
nyatur,
Anak Agung Negurah ida,
mamargi mawanan juli.

123. Ngendih murub ban parada,
payung agung anut sampun
mangapit,
tunggule marorod murub,
barak selem maparada,
mapapindan anuman
gambaranipun,
tulen naga basuki galak,
laonteke mambarangin.

124. Mapinda garuda nglayang,
ngaresresin gobane angker
wiak ti,


lain lagi yang memegang
babaru (nama sejenis
senjata),
semua rakyat di bawah
kekuasaan raja,
Taja dan para punggawa
sangat sibuk,
mengumpulkan semua,
semua penduduk kota
menuruti.

Ada pasukan 600 orang,
sampai yang tua turut terjun
dengan kain yang dililitkan,
brahmana pendeta juga ikut,
ada yang menjaga istana,
mengawas pertahanan kota
dari empat penjuru,

Anak Agung Ngurah berjalan
dengan joli (tandu).
Menyala dan megah
bertatahkan perada,
diapit dengan payung
kebesaran,
bendera-bendera panjang
berbaris,
ada yang merah dan hitam
dilukisi dengan perada,
dengan lukisan berbentuk
anoman (nama tokoh
pewayangan),
seperti naga basuki yang
galak,
disertai dengan Jelontek
(sejenis bendera).

Yang berlukiskan burung
garuda menakutkan rupanya
sangat angker,


46