186. I prakanggo tiga sampun
pamit budal,
tan kocapan ring wengi,
benjang caritayang,
Anak Agung marnarga,
rawuhe ring Ungga gelis ,
ditu mararian,
i Ungga mandagingin.
187. Sapisuguh pamatinge suba
ada,
rayunan kaping kalih,
maenak-enakan,
bumara minggek surya,
desa Darene paranin,
laris nganginang,
irika kararianin .
188 . Sane benjang baak kangin
sampun mangkat ,
Anake Agung kalih ,
mangrista Panuja,
bu dauh k alih bebas,
sa trune makejang lilih,
ngungsi Paraya,
desanya kaenj utin.
189 . I prakanggo Batujai mangkin
egar,
napak masila radin,
ring ajengan ida,
Anake Agung Ngurah,
ature dewagung mangkin,
nunas rarisang,
gamel panjake bakti .
64
Ketiga pimpinan sudah
mohon diri pulang,
tidak diceritakan malam
harinya,
disebutkan keesokan harinya,
Anak Agung berjalan,
segera sampai di Ungga,
di sana istirahat ,
di Ungga mengisi perut.
Segala suguhan untuk
prajurit telah tersedia,
makanan serba enak,
menjelang matahari condong
ke barat ,
desa Daren didatangi,
terus ke timur di sana
istirahat.
Keesokan harinya waktu
fajar menyingsing semua
berangkat,
Anak Agung keduanya
menuju Panuja (Penujak) ,
kira-kira jam 9 pagi telah
dibebaskan,
musuh semua mundur,
menuju ke Peraya desanya
dibakar.
Pimpinan Batujai sangat
gembira,
menghadap duduk bersila
tertib,
di hadapan beliau,
Anak Agung Ngurah,
berkata " Dewa Agung,
sekarang silahkan pegang
rakyat yang setia ini."