Kaca:Geguritan Sewagati.pdf/49

Kaca puniki kavalidasi

dumadak widine ica,
ngujanin i tudah asih

apang suud,
sedih ia masasambatan.


132. Kakantenane angucap,

patut sapunika gusti,

yan kadi unduk mapikat,

pacengcengin gelatik putih,

mula ratuning paksi,

I Ratnasemara swnawur,

apan pacengceng nista,

gelatik cambra tur mapelik,

mamikatin,

gelatik bunga saking kendran.


133. Ni Ketut wau ring sipta,
ngawelas dane nyemonin,
angucap teken timpalnya,
panese embok tan sinipi,


wiakti sasih kapat mangkin,
kekelike ngalup-alup,
suarane ngolasang manah,
mederan mangalih warih,
nanging takut,
majalan ri katiban daya.


134. Yen gantosang te majalan,
tuara ko ya pacang ketil,
kamandalu maha dana,
Ni Sewambara nyautin,


"mudah-mudahan Tuhan mem-
perkenankan,
menurunkin hujan untuk si
burung punggak,
supaya berhenti,
dia bersedih hati menghiba -
hiba."


"Kawannya berkata,
"Benar dernikian Gusti,
jika seperti halnya menangkap burung,
umpani dengan burung gelatik putih,
karena memang rajanya burung",
I Ratnasemara menjawab, "Karena umpannya sangat nista,
gelatik tanah dan putih di pipi,
memikat,
gelatik bunga dari sorga"


"Ni Ketut merasa dalam hati,
dia membalas menyindir,
berkata pada temannya,
"Kakak sungguh hari sangat panas,

benar bulan ke em pat sekarang,
burung kekelik menghiba-hiba,
suaranya menghibakan hati,
berputar-putar mencari air,
tapi takut.
berjalan habis akalnya.

"Jika menunggu dia berjalan,
apakah tidak mengalami kesulitan.
air penghidupan yang sangat
utarna",
Ni Sewarnbara menjawab,

48