Kaca:Geguritan Sewagati Analisis Struktur & Fungsi.pdf/129

Kaca puniki kavalidasi

jika tidak dapat bertemu dengan si jelita,

tidak urung saya mati,

menuruti hati yang jatuh cinta,

rela mati,

jika bersama-sama berdua.


Menderita tersiksa.

mudah-mudahan segera saya mati,

daripada hidup menanggung malu,

rela saya mati,

belum pernah merasakan,

kenikmatan orang hidup,

berdua-duaan di tempat tidur,

dengan orang yang dicintai,

sedih menderita,

sering saya menyesal, (GS50)


3.5.2.3 Aspek Sosiologi I Ratnasemara

I Ratnasemara dalam cerita ini adalah seorang pemuda yang berasal dari Desa Puspanegara. Dia digambarkan sebagai seorang pemuda yang cukup
tampan dan gagah serta pandai dan pintar bergaul sehingga sangat disegani oleh teman-temannya. Hal itu terbukti ketika dia akan melakukan persembahyangan ke pura Rambutnaga di Gunung Agung, teman-temannya beserta masyarakat mengikuti I Ratnasemara. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.


I Ratnasemara kocapan,

lunga mangaturang bakti,

ka Gunung di rambutnaga,

Sampun puput ia mabersih,

mawastra sueta milir,

masabuk geringsing panjaluk,

makampuh sutra jenar,

madestar batik Betawi,


118