dipergunakan di dalam memperjelas efektivitas cerita. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
Mamunyi maumbang-umbangan,
bas kadalon pinih sampun tengai,
I Mudalara amuwus,
iriki bapa paenak,
titiang pamit,
I dukuh emas masaur,
margi Gede apang melah,
tumuli raris mamrgi. (GS:34)
Terjemahan:
Berbicara sambung-sinambung.
terlalu asyik sehingga hari telah siang,
1 Mudalara berkata,
Di sinilah Ayahku baik-baik,
saya mohon diri,
1 Dukuh Emas menjawab,
Silakan anakku berjalan,
Lalu segera dia berjalan. (GS:34)
Kutipan di atas menggambarkan I Mudalara sedang bercakap-cakap dengan calon mertuanya. Tanpa disadari, waktunya sudah siang. Oleh karena itu, dia mohon permisi untuk pulang. I Dukuh Emas yang diajak bercaka-cakap itu mengabulkan permohonannya dan mendoakan semoga selamat dalam perjalanan. Waktu siang sering dipergunakan berulang-ulang oleh pengarang di dalam keutuhannya ceritanya. Di samping itu, waktu senja juga diperkenalkan pengarang secara berulang-ulang dalam satu cerita. Hal itu dapat dibuktikan dengan kutipan di bawah ini.
Tan kocapan sampun sanju,
dauh lima tumin tarunane mapamit,
beli wayan titiang mantuk,
(GS:27)