geguritan itu sangat berguna dalam usaha mengisi bahan muatan lokal dalam kurikuium pendidikan. Dengan demikian, bahan im dapat dijadikan pengisian dan pelengkap dalam menumbuhkembangkan minat baca dan apresiasi masyarakat terhadap karya sastra Bali yang masih dirasakan sangat terbatas.
Melalui aktivitas penelitian GS, peneliti berharap dapat memperoleh hasil berupa pendeskripsian, pemahaman fungsi, dan aspek struktur geguritan itu secara utah.
1.4 Landasun Teori
Penelitian ini menerapkan teori struktural. Analisis struktur terhadap suatu karya sastra merupakan tahapan pembicaraan dalam rangka mengungkapkan hakikat keberadaan karya sastra. Analisis tersebut berusaha mengungkapkien interelasi semua unsur pembentuk struktur karya sastra yang bersanykutan. Konsep itu berdasarkan pemikiran dan ditentukan oleh kualaitas hubungan antarunsurnya. Setiap unsur tersebut menduduki fungsi dalam rangka menentukan makna unsur yang lainnya. Hal itu berarti bahwa struktur tersebut bersifat dinamis (Hawkes, 1977:16 dan Scholes (1974:11) menempatkan pijakan strukturalisme lebih luas lagi, yaitu mencari dan menyelidiki hubungan sistem sastra dan budaya. Dengan demikian, jelaslah bahwa prinsip analisis struktur bertujuan membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetail, dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek karya suStra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (Teuuw, 1984: 435). Pandangan seperti itu mengisyaratkan bahwa dalam keseluruhan struktur unsur tersebut memiliki koherensi intrinsik, suatu unsur berkaitan dengan unsur yang lain dengan cara saling mendukung dar saling menyusun melalui tata aturannya sendiri (Chamamah, 1988:29),
Analisis strukrur terhadap GS dalam penelitian ini dibatasi pada unsur yang dapat menunjang makna karya sastra tersebut. Unsur yang dimaksudkan adalah kedudukan dan fungsi, tema, amanat, alur, tokoh, latar, dan gaya bahasa dalam GS. Di bawah ini diberikan batasan me ngenai aspek GS yang diteliti.
