Kaca:Geguritan Sewagati Analisis Struktur & Fungsi.pdf/19

Kaca puniki kavalidasi

Yang dimaksud dengan tokoh ialah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau berkelakuan di dalam berbagai peristiwa cerita. Tokoh pada umumnya berwujud manusia, tetapi dapat juga berwujud binatang atau benda yang diinsankan. Tokoh yang memegang peran pimpinan disebut tokoh utama atau protagonis. Tokoh itu selalu menjadi tokoh yang sentral di dalam cerita. Kriteria yang digunakan untuk menentukan tokoh utama bukan frekuensi kemunculan tokoh itu di dalam cerita, melainkan intensitas kerterlibatan tokoh di dalam peristiwa yang membangun cerita. Tokoh yang lain merupakan atau tokoh lawan. Didalam sastra tradisional biasanya pertentangan antara protagonis dan antagonis jelas sekali. Protagonis mewakili yang baik dan terpuji karena itu biasanya menarik simpati pembaca, sedangkan antagonis mewakili pihak yang jahat atau salah (Sudjiman, [988: 16-19).


Tokoh-tokoh cerita dalam GS it merupakan rekaan pengarang sehingga hanya pengaranglah yang mengenal mereka. Oleh karena itu, tokoh itu perlu digambarkan ciri-ciri lahir, sifat, dan sikap batinnya agar wataknya juga dikenal oleh pembaca. Yang dimaksud dengan watak ialah kualitas tokoh, nalar, dam jiwanya yang membedakannya dengan tokoh lain. Penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh disebut penukohan (Sudjiman, 1988-23).


Ada beberapa metode penyajian watak tokoh atau metode penokohan, yang masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Adakalanya pengarang melalui pencerita mengisahkan sifat-sifat tokoh. hasrat, pikiran, dan perasaannya, kadang-kadang dengan menyisipkan kilatan (ad/usion) atau komentar pernyataan setuju tidaknya akan sifat- sifat tokoh itu. Metode itu disebut analitik. Metode yang kedua ialah metode dramatik, cakapan, atau lakuan tokoh. Pikiran tokoh yang dipaparkan oleh pengarang dapat menyiratkan sifat wataknya. Metode ketiga adalah metode kontekstual. Dengan metode itu watak tokoh dapat disimpulkan dari bahasa yang digunakan pengarang di dalam mengacu kepada tokoh (Sudjiman, 1988;25-26),


Peristiwa di dalam cerita tentulah terjadi pada suatu waktu atau di dalam suatu rentang waktu tertentu dan pada suatu tempat tertentu, Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang, dam suasana terjadinya