Kaca:Geguritan Sewagati Analisis Struktur & Fungsi.pdf/42

Kaca puniki kavalidasi

Terjemahan:
Ni Ketut terjaga dan melihat,
lalu dia melambaikan tangan,
I Ratnasemara segera mendekati,
mendekat, memeluk, dan mengaku,
Ni Sewagati menghalangi,
dengan segera menempeleng dan menyiku,
mencubit dan menggaruk manja,
yang laki berkata merayu,
"Sekehendak hati,
Adinda menggaruk dan mencubit saya."

Berdasarkan kutipan pupuh sinom di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.

GS sudah memenuhi aturan, yaitu 10 baris. Tidak ditemukan adanya permainan bunyi pada akhir baris. Pemakaian banyaknya suku kata dalam tiap-tiap baris tidak jauh berbeda dengan yang ada pada pupuh sinom pangkur, yakni terjadi penambahan atau pengurangan suku kata untuk memenuhi syarat pada lingsa, tetapi tidak mengubah makna. Misalnya, kata nu ditambah satu suku kata menjadi enu bermakna 'masih' dan kata ne ditambah satu suku kata menjadi nene bermakna 'yang'.

2.2. Kedudukan Geguritan Sewagati
Sebelum diuraikan mengenai kedudukan GS, pembahasan ini diawali dengan garis besar isi cerita. Hal itu dilakukan guna lebih mudah memahami ceritanya sehingga dapat diketahui kedudukan GS dalam masyarakat yang beragama Hindu di Bali. Garis besar isi cerita ini adalah sebagai berikut.

GS mengisahkan seorang gadis cantik yang bernama Ni Sewagati. Sebagai seorang gadis, ia pandai dalam ilmu sastra dan agama. Tingkah lakunya baik, sesuai dengan ajaran agama, dan dapat mengekang hawa nafsu. Di samping itu, ia juga sangat terampil dalam segala pekerjaan wanita, seperti menenun, melukis kain dengan prada, membuat kain songket, dan membuat bahan kain. Dalam usianya yang ke-25 ia bertemu dengan seorang pemuda

31