Kaca:Geguritan Sewagati Analisis Struktur & Fungsi.pdf/69

Kaca puniki kavalidasi

Alur cerita GS disusun secara mendatar. Artinya, tidak ada suatu konflik antartokoh yang mebuat alur cerita menjadi naik atau menanjak sebagaimana halnya dalam cerita-cerita yang bersifat konvensional. Subtema itu mungkin akan tidak tampak secara eksplisit jika terjadi pertentangan atau konflik di antara para tokoh cerita. Dalam geguritan ini, semua tokoh yang terlibat berlaku secara bijaksana dan penuh pengertian.

Sikap bijaksana juga ditunjukkan oleh ibu I Ratnasemara. Ketika ia diminta oleh I Ratnasemara untuk melamarkan Ni Sewagati untuk dijadikan istrinya, ibunya memenuhi permintaan anaknya itu. Berbeda halnya dengan ibu I Mudalara, janda Sumampir (Ibu I Ratnasemara) melamar Ni Sewagati langsung kepada dirinya, bukan kepada I Dukuh Emas. Hal itu dapat dipahami karena janda Sumampir berpikir, seandainya yang bersangkutan sudah saling mencintai orang tuanya tinggal mengikutinya. Ternyata memang benar bahwa Ni Sewagati mencintai I Ratnasemara semenjak pertemuan pertama mereka di Pura Rambutnaga. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.


123. Suara lengleng banban,

kadi madu mawor gendis,

I Ratnasemara mirengang,

manesek laut mabalih,

Ni Sewagati andulu,

dadi mapendak tinggal,

I Ratnasemaraa ngejepin,

semu kunyung,

Ni Ketut kidunge ilang.


124. Laut usan ngaturanga gita,

kenehe dadi abesik,

teken I Ratnasemara,

megantungaa-agantung ring hati,

leleng idepe paling,

buka kena rujaka agadung,

lengeh ditu mali maligeran,

lantas mialaiaadana kasisi,