Kaca:Geguritan Sewagati Analisis Struktur & Fungsi.pdf/76

Kaca puniki kavalidasi

sungguh sama-sama cinta,

suruh dia kemari,

anak ibunda,

agar datang kemari,

malam nanti,

supaya datang,

tidur besar,

di sini saya melayani.

(GS:63--64)


Dari gambaran tersebut tampak jelas bahwa dalam menjalin cinta, mereka siap untuk berkorban dan berani menanggung segala risiko, termasuk halangan dari orang tua Ni Sewagati.


3.3 Amanat

Dari pembahasan tema tersebut secara tidak langsung telah tampak amanat yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. GS merupakan karya sastra tradisional yang menceritakan kisah percintaan Ni Sewagati. Ia dicintai oleh Ni Mudalara, padahal ia mencintai I Ratnasemara. Percintaan mereka tidak ada yang menghalangi atau pengarang sengaja tidak menciptakan penghalang sehingga jalan cerita berjalan mendatar.


Amanat GS adalah untuk mewujudkan suatu cita-cita diperlukan keberanian, pengorbanan, perjuangan, serta pengertian dan kasih sayang dari semua pihak. Secara spesifik, geguritan itu mengisyaratkan bahwa cinta yang tulus dan suci memerlukan keberanian, pengorbanan, pengertian, kebijaksanaan, dan kasih sayang. Keberanian dan pengorbanan Ni Sewagati kepada I Ratnasemara agar ia mau datang ke rumahnya dan akan senang hati menemani dan melayaninya di tempat tidur merupakan wujud cintanya yang tulus dan suci. Keberanian I Ratnasemara untuk datang ke rumah Ni sewagati juga menunjukkan pengertian dan cintanya kepada Ni Sewagati. Kebijaksanaan dan pengertian juga ditunjukkan oleh orang tua Ni Sewagati, yaitu I Dukuh Emas. Ia tidak menolak lamaran ibu I Mudalara walaupun ia menyadari bahwa anaknya itu tidak serasi. atau tidak sesuai dengan I Mudalara.


65