Kaca:KAJIAN NILAI GEGURITAN CUPAK GERANTANG.pdf/168

Kaca puniki kavalidasi

Besi menjadi aman entram subur makmur di bawah pemerintahan I Cupak yang perkasa sakti dan bijaksana walaupun buruk rupa namun berhati mulia. Setiap I Cupak mendatangi Tuan Putri, beliau lalu menangis terisak, tiada kasih mau terpadu karena rupa yang menyik sa. I Cupak sudah sadar akan diri, lalu mohon pamit kepada Tuan Putri untuk bertapa. Jika nasib lagi baik dia akan berjumpa lagi. Sebelum I Cupak pergi dia menyampaikan pertanda jika dia belum berhasil bertapa, keadaan langit selalu mendung, awan menyelimuti kerajaan Gerobag Besi, bunga-bunga tiada yang mau mekar dan semua binatang tak enak makan. Raja dan semua yang mendengar menjadi terharu. Lalu I Cupak pergi ke tempat yang suci, disana dia melihat gumpalan api yang menyala berpijar, ke sana dia masuk dan bertemulah dia dengan Batara Brahma. Atas
petunjuk Batara Brahma lalu I Cupak mandi membersihkan diri di pancuran di taman Batara Brahma. Selesai mandi rupa I Cupak berubah menjadi tampan. Ketika I Cupak sadar dari yoga semadinya di atas batu di puncak gunung dilihat dirinya sudah berubah rupa. Dia puas dan bahagia langsung saja kembali ke Gerobag Besi. Tuan Putri yang gelisah menanti yang hampir menjadi gila karena pernah bermimpi tidur bersama I Cupak yang sudah tampan, seketika menjadi sungguh berbahagia atas datangnya I Cupak. Kemudian raja, permaisuri, para pembesar dan seluruh rakyat Gerobag Besi bergembira ria berbahagia.


3.1.2. Insiden.


Di dalam karya sastra yang dimaksud dengan insiden itu adalah peristiwa yang terjadi dalam cipta sastra yang berupa cerita. Dalam ceritalah dirancang beberapa peristiwa oleh pengarang untuk meramu, menjalin ide dan amanat yang ingin disampaikan kepada orang lain melalui bacaan atau tuturan. Peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang saling kait mengait secara logis akan membangun alur atau pelot cerita. Kejadian-kejadian yang berhubungan erat yang tak dapat dipisahkan akan membentuk alur rapat atau alur lurus. Sedangkan kejadian-